Mohon tunggu...
M.Abdussalam Hizbullah
M.Abdussalam Hizbullah Mohon Tunggu... Administrasi - mencoba menulis meski tidak berbakat

jika tulisanku ini bermanfaat, bagikan pada orang lain agar manfaatnya tidak terhenti padamu. 😘😘

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pake Helm? Kan Jaraknya Dekat!

14 Maret 2018   00:03 Diperbarui: 14 Maret 2018   00:15 661
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: instagram.com/dilanku

Pagi itu beberapa polisi mengatur lalu lintas di perempatan jalan di dekat rumah. Memastikan bahwa pengendara dapat melaju dengan tertib da mengikuti aturan berlalu lintas. Memastikan bahwa pengendara tetap mematuhi tata tertib berlalu lintas. 

Memastikan bahwa pengendara mengenakan atribut keselamatan. Tiba-tiba salah satu dari polisi itu mendekati salah satu kendaraan roda dua yang dikendarai oleh seorang ibu.

"Selamat pagi bu, mengapa tidak menggunakan helm?" begitulah kira-kira yang ditanyakan polisi tersebut.

Ketika didekati polisi, si ibu tersebut merasa gusar, berusaha menjauh dari polisi yang mendekat. Tetapi ia sedang berada ditengah kendaraan lain yang menyebabkan ia tidak bisa bergerak dengan leluasa. Dan akhirnya polisi itu berada disebelahnya. 

Saat ditanyai oleh polisi, dengan sedikit grogi ia menjawab, "anu, pagi pak, ini saya mau ke warung di seberang sana pak, rumah saya deket kok, makanya saya tidak pake helm, tanggung pak!".

Bukan hanya si ibu, sebagian besar dari kita pun masih banyak yang enggan menggunakan atribut keselamatan. Terutama bagi orang yang mengendarai kendaraan roda dua. Banyak pengendara yang sangat enggan menggunakan helm karena ingin menjaga keselamatan dirinya. 

Masih banyak yang menggunakan helm dengan tujuan agar tidak "ditilang polisi". Padahal, atribut keselamatan itu adalah hal yang sangat penting. Paling tidak mengurangi resiko mendapatkan cidera parah.

Terkait keselamatan berkendara, banyak orang yang cenderung mengabaikannya. Pernah suatu hari, ada seorang gadis yang dengan santainya mengendarai sepedah motor tanpa menggunakan helm. Bukan itu saja, ia juga tidak memperhatikan keselamatan diri dengan berjalan di tengah jalan sembari memperhatikan warung makanan tanpa memperhatikan jalan yang dilaluinya. 

Hampir saja ia tertabrak oleh mobil truk yang berjalan dibelakangnya. Ketika hampir ditabrak, ia masih dengan santai mengendarai sepedah motornya dengan berbelok tanpa menghidupkan lampu petunjuk arah (lampu sen).

Beda lagi dengan seorang anak SMP yang belum memiliki surat izin mengemudi yang mengendarai sepedah motornya dengan ugal-ugalan tanpa menggunakan helm. Dan hal itu dilakukan di jalan raya yang ramai. Ketika sedang memacu sepedah motornya dengan kecepatan tinggi, tiba-tiba ada mobil yang nge-rem mendadak. 

Untung ia sempat mengurangi laju sepedah motornya. Dan dengan arogannya memaki pengendara mobil yang hampir ia tabrak. "woy, kalau jalan hati-hati!"

Ada pula seorang bapak yang ingin membeli rokok di warung dekat rumahnya. Tidak jauh, hanya beberapa ratus meter saja dari rumahnya. Karena jaraknya yang dekat, bapak tersebut pergi menggunakan sepedah motor tanpa menggunakan helm. 

Saat baru keluar dari pagar rumahnya, tiba-tiba ada mobil yang lepas kendali dan menabraknya. Beruntung ia masih hidup, tetapi ia mendapat cidera serius di bagian kepalanya.

Masih banyak lagi cerita-cerita lain tentang pelanggaran tatatertib lalu lintas ini. Apakah mereka tidak pernah mengetahui pentingnya menggunakan atribut keselamatan?

Tentu mereka mengetahuinya. Si ibu yang didekati polisi di pagi itu pun mengetahui bahwa ia harus menggunakan helm. Gadis yag hampir ditabrak truk juga paham hal tersebut. Anak SMP yang belum memiliki surat izin mengemudi juga tahu kok, bahka ia juga tahu bahwa ia belum boleh mengendarai sepedah motor di usianya saat itu. 

Apa lagi bapak yang ingin membeli rokok, ia bahkan selalu mengingatkan anaknya untuk menggunakan helm jika ingin mengendarai sepedah motor. Merekasemua paham. Sebagian besar dari kita juga paham hal itu. Mereka hanya mengabaikannya. Kita juga hanya menyepelekannya.

"Ah, ga usah pake helm, kan jaraknya dekat".

"Ah, ga usah pake helm, kan jam segini ga ada polisi".

Dengan berbagai retorika kita mencoba untuk mencari pembenar atas pelanggaran yang kita lakukan. kawan, ayo, mulai sekarang kita mulai untuk menjadi pelopor keselamatan. Sangat memprihatinkan jika banner besar yang bertuliskan "jadilah pelopor keselamatan" yang dipasang di berbagai tempat oleh kepolisian haya menjadi pajangan tanpa kita indahkan.

Ayo, mulai sadari bahwa keselamatan diri itu sangat penting. Coba pikirkan berapa biaya yang di butuhkan jika terjadi kecelakaan. Pikirkan bagaimana jika orang yang kita sayangi melihat kondisi kita jika terjadi kecelakaan. 

Atribut keselamatan yang diwajibkan pada para pengendara itu bukan hanya sebagai aksesoris semata kawan. Bukan hanya sebagai style fasion semata. Tetapi untuk memastikan bahwa kita dapat berkendara dengan aman dan selamat.

Ah, ini hanya pikiranku saja. Mana mungkin mereka akan memahami bahwa atribut keselamatan itu penting. Mana mungkin mereka ingin menggunakan helm. Mana mungkin mereka ingin mengendarai kendaraan dengan mengikuti petunjuk keselamatan. 

Mana mungkin, kan jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Kan disaat ini sedang tidak ada polisi yang berpatroli. Ya, mana mungkin mereka akan menghiraukan hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun