Mohon tunggu...
Botol Merah
Botol Merah Mohon Tunggu... Jurnalis - Botol berwarna merah untuk melihat keadilan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya sebuah botol yang selalu ada dimana-mana.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Kementerian Pertanian Memburu Mafia Telur Ayam

24 Mei 2019   09:32 Diperbarui: 24 Mei 2019   10:00 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah ribut-ribut lonjakan harga bawang putih saat Ramadhan kemudian berhasil stabil, sekarang berganti telur ayam yang diembuskan. Isunya sama saja.

Nggak usah lagi memelintir isu kenaikan harga telur ayam. Asal tahu saja, di tingkat peternak, harga telur ayam rata-rata antara Rp 19.600 - Rp 22.000.

Terus produksi telur ayam dari peternak mencapai 7.800 ton per hari selama 2019. Perhitungan konsumsi di masyarakat -termasuk ketika Ramadhan hingga Lebaran-- antara 6.700 - 6.800 ton per hari.

Tapi dengan perhitungan angka yang aman itu, Kementan tetap mementingkan kebutuhan konsumen alias masyarakat. Nggak mau ada teriakan harga telur ayam mahal.

Walhasil: di pasar-pasar Jakarta, Kementan distribusikan 7,2 ton telur ayam dari stok simpanan yang ada. Di daerah, Kementan meminta Bulog supaya lebih optimal menyerap telur ayam peternak buat dijual ke pasaran.

Padahal kalau dicerna dengan logika cerdas, terkait telur ayam semua aman terkendali. Seharusnya. Dan itu prestasi kerja Kementan.

Harga telur ayam di tingkat peternak layak dan ketersediaan di pasaran untuk kebutuhan konsumen -khususnya untuk Ramadhan dan Lebaran- stabil. Nggak ada masalah kok.

Nggak usah menyudutkan Kementan mengenai lonjakan harga telur. Soal pilihan saja. Kalau ditekan di harga peternak ayam, pasti dipelintir lagi.

Kementan dianggap tidak memikirkan kesejahteraan hidup para peternak ayam. Semua bertahap menyangkut stabilitas harga telur ayam. Kementan bekerja aktif. Peternak ayam tidak merosok pendapatan ekonominya dan di pasaran harga dapat normal.

Yang perlu diserang itu mafia telur ayam. Tega memainkan harga sehingga masyarakat menjerit kemahalan. Skema ketersediaan telur ayam dan harga di peternak sudah aman. Tapi ada mafia yang memanfaatkan harga telur ayam supaya bergejolak.

Nah, buat mafia telur ayam itu, tinggal tunggu saja dilibas Mentan Amran Sulaiman. Telah terbukti nggak pernah takut lawan mafia pangan.

Untuk yang memelintir isu harga telur ayam sebaiknya berpikir obyektif. Jangan asal 'berkokok'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun