Mohon tunggu...
Boni Vaxius
Boni Vaxius Mohon Tunggu... Lainnya - Menangis waktu lahir, senyum waktu hidup.

Mencoba merangkai kata dari pikiran melalui apa yang dilihat, dirasakan, dimengerti, dan didengar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Romantisasi MCD Sarinah dan PSBB yang Bikin Sakit Hati

11 Mei 2020   23:30 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:55 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti seorang pacar yang telah pamit untuk tidur namun masih aktif kepergok di medsos, demikianlah warga yang berkoar untuk taat perarturan PSBB namun berkumpul untuk melakukan acara seremonial.

Penutupan MCD Sarinah, Minggu, 10 Mei 2020, memang terkesan cukup mengkagetkan, pasalnya pemberitahuan kepada masyarakat kurang dari seminggu.

Ibarat tempat singgah sejenak bagi para pengelana dari perjalanannya yang sangat melelahkan, begitulah MCD Sarinah bagi para pekerja ataupun masyarakat Jakarta.

Berhari-hari sebelumnya, di media sosial baik twitter maupun Instagram, romantisasi momen-momen kenangan manis, pahit ataupun lucu yang pernah dialami para pengunjung MCD Sarinah menjadi pembahasan yang menarik perhatian.

Ditemani lampu kota malam Kota Jakarta, arus lalu-lalang para warga serta canda tawa dan tangis memang membuat MCD Sarinah menjadi tempat yang berkesan.

Namun, justru untuk terakhir kalinya MCD Sarinah diberikan kesan yang tak sepantasnya dari para pengunjung setianya.

Apalagi kalo bukan seremonial penutupan MCD Sarinah yang menghebohkan para warga net lantaran kumpulan para pengunjung yang tidak mengindahkan aturan PSBB.

Bila dilihat dari video yang beredar, terlihat para orang yang berkumpul rata-rata menggunakan masker. Setidaknya ada sedikit jarak di antara mereka dan sambil merekam nyanyian jingle MCD dari para karyawan.

Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa justru aparat berwenang tidak mengambil tindakan? Apakah ini sebuah privilege bagi MCD Sarinah dan penghormatan terakhir jadi bisa dibiarkan saja?

Disaat banyak para pengusaha kecil mati-matian berjuang untuk tetap bisa berjualan tanpa menimbulkan kerumanan atau para mantan karyawan yang kena PHK atau dirumahkan berusaha dirumah  untuk menjauhi keramaian, lalu dimana kehadiran aparat penegak keadilan malam itu agar aturan tersebut bisa berjalan?

Ariel Heryanto punya pendapatnya sendiri bahwa apa yang terjadi merupakan hasil dari identitas kenikmatan dalam cuitannya di twitter.

Banyak yang kecewa serta sakit hati namun tetap berharap para kerumunan tidak menjadi kluster sarinah yang harus di karantina.

Nampaknya memang masyarakat Jabodetabek  mengikuti ajakan pemerintah untuk sudah mulai berdamai dengan covid-19 dan membuat virus itu sebagai teman baik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun