Mohon tunggu...
Inovasi

Media Baru dan Karakteristiknya

30 Agustus 2017   08:29 Diperbarui: 30 Agustus 2017   08:38 1847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jika kita telah mengkaji media, sesuatu yang muncul dalam benak kita adalah "komunikasi media" , spasialisasi, pemisahan institusi-institusi dan organisai-organisasi media (media cetak, pers, fotografi, periklanan, sinema, radio, televisi, dan sebagainya). Istilah media ini juga mengacu kepada kebudayaan dan produk material dari institusi-institusi tersebut. Ketika kita mengkajinya secara sistematik kita tidak hanya mengacu kepada produksi media saja. Melainkan kita juga mengacu kepada proses perluasan melalui konten dari media yang telah didistribusikan, diterima, dan dikonsumsi oleh audiens yang mana telah diregulasi oleh pemerintah ataupun pasar.

Di era transisi media ini kita bisa melihat adanya migrasi konten dan properti intelektual dengan bentuk-bentuk media. Hal ini memaksa para produser untuk lebih sadar dan berkolaborasi dengan yang lain. Kita juga melihat adanya fragmentasi televisi, pemudaran batas (ditandai dengan munculnya "citizen journalist" yang merupakan pertukaran dari audiens ke pengguna dan dari konsumen ke produser. Layar yang kita hadapi adalah layar yang lebih kecil dan mudah, dan luas dan mendalam. Hal ini dibantah dengan adanya media ekonomik dimana jaringan dari banyak hal kecil, minoritas, dan ceruk pasar menggantikan "khalayak" yang lawas.

Meskipun begitu, kita harus menggaris bawahi bahwa sekalipun indikasi dari perubahan dalam bentuk produksi, distribusi, dan konsumsi dari media itu lebih kompleks dari pada pembagian tersirat dari pikirin yang "tua" dan yang "baru". Hal ini dikarenakan kebanyak dari faktor-faktor tersebut sangat mudah berpindah dan juga mereka memiliki tolok ukur dan sejarah mereka sendiri. Meski kontemporer merupakan suatu halangan bagi pengertian diatas, kepentingan kajian media diatas adalah sebuah bentuk pengertian media sebagai institusi sosial yang tidak dapat dikurangi melalui teknologi.

Istilah media baru muncul untuk menangkap pemikiran yang cukup cepat dari akhir tahun 80an. Dunia media dan komunikasi mulai terlihat cukup berbeda dan perbedaan ini tidak terbatas hanya pada satu sektor atau element dari dunia ini, meskipun timing yang akurat dari perubahan mungkin sudah berbeda dari medium satu ke medium yang lainnya. Hal ini adalah kasus dari media cetak, fotografi, melalui televisi, ke telekomunikasi. Berikut ini adalah indikasi dari perluasan jenis berubahan sosial, ekonomi, dan budaya dengan kondisi media baru telah terasosiasi.

Pertama, perpindahan dari modernitas ke post-modernitas. Munculnya perubahan struktur ekonomi dan sosial semenjak tahun 60an dengan perubahan budaya yang korelatif. Istilah media baru muncul menjadi kunci penanda dari perubahan ini. Kedua, intensitas proses dari globalisasi. Peleburan negara dan batasannya dalam perdagangan, organisasi koorporat, adat dan budaya, identitas dan kepercayaan, yang mana media baru terlihat sebagai element konributor. 

Media baru memang mempermudah jarak dan waktu. Ketiga, penempatan ulang zaman industri manufaktur dengan zaman post-industri informasi. Perpindahan pekerja, kemampuan, investasi, dan profit dalam produksi material barang untuk servis dan informasi industri yang mana banyak kegunaan dari media baru yang terlihat sebagai lambang. Terakhir, pelayakan pembangunan dan centralisasi perintah geopolitik. Pelemahan mekanisme dari kekuatan dan kontrol dari pusat kolonial barat, terfasilitasi secara tersebar, pelanggaran batas, jaringan dari media komunikasi baru.

Sejak tadi bahasan yang muncul adalah istilah media merujuk kepada perubahan yang luas dalam produksi, distribusi, dan kegunaan media. Dalam pemikiran istilah ini kita juga menyadari beberapa konsep yang menawarkan untuk mendefinisikan kunci dari karakteristik ranah media baru secara keseluruhan. Kita menyadari ada beberapa istilah utama dalam pembicaaan tentang media baru. Ya, istilah tersebut adalah digital, interaktif, hipertekstual, virtual, network, dan terstimulasi. Yang mana, istilah-istilah tersebut nantinya merupakan karakter yang akan kita bicarakan.

Mengapa media baru di karakteristikkan dengan digital? Sebelumnya, kita perlu mengetahui definisi dari digital terlebih dahulu. Digital dalam ranah proses media, merupakan suatu proses pengolahan data masukkan yang menghasilkan angka dan bukan objek lain. Seringkali muncul banyak asumsi yang salah bahwa digital berarti mengkonversi data fisik menjadi informasi biner. Nyatanya, digital hanya mengsinifikankan penempatan nilai angka ke fenomena.

Dengan begitu, digital sebenarnya membuat kondisi dari memasukkan banyak data dengan akses yang cepat dan perubahan yang cepat pula. Didukung dengan koneksi nirkabel antara komputer dan server telah menjadi hal yang lumrah dikalangan masyarakat. Sehingga produser media mau tak mau menggunakan komputer sebagai basis pengolahan informasi.

Intinya, karakter-karakter tersebut merupakan hal yang membuat media baru berbeda dari media lama. Akan tetapi tidak semua karakter tersebut akan dignakan oleh media baru sebagai taraf kuaitas. Media baru juga memperhitungkan adanya organisasi budaya, pekerjaan dan kesenggangan yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan sosial. 

Memuntuk membicarakan media baru yang mana telah masuk kedalam jaringan, kita tidak bisa hanya membicarakan tentang perbedaan teknologi server dan pemancar siar saja tetapi juga membicarakan tentang deregulasi dari pasar media itu sendiri. Digital, interaktif, hipertekstual, virtual, media yang masuk kedalam jaringan, dan stimulasi ditawarkan hanya sebagai pemetaan kritis. Pembicaraan tentang karakteristik dari media baru ini hanya sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan yang muncul tentang media baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun