Mohon tunggu...
Boneka Lilin
Boneka Lilin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Produk gagal dalam proses daur ulang | www.bonekalilin.com | @BoLiiin_ | https://www.facebook.com/BonekaLilin

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Mudah Membuka Usaha Penerbit Buku Indie

14 September 2012   16:32 Diperbarui: 4 April 2017   17:18 18957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13475435211084513840

[caption id="attachment_212227" align="aligncenter" width="576" caption="Dokumentasi Pribadi"][/caption]

 

28 Mei 2012, tengah malam yang belum bisa dikatakan larut, tiba-tiba suatu ide yang kupikir cukup cemerlang, melintas di otakku. Bukan hanya sekedar permisi numpang lewat, ide itu akhirnya aku cetuskan dan realisasikan langsung pada keesokan harinya. Membuka jasa penerbitan buku indie. Yah, usaha itulah yang berhasil menggagahi alam pikiranku semalaman suntuk. Aku mulai memperhitungkan untuk "berjudi" dengan membuka usaha tersebut, setelah aku mulai merasakan jenuh dan lelah pada bisnis penjualan baju online yang 2 bulan terakhir kugeluti. Aku mulai menggali potensiku, untuk menjadikan hobi sebagai lahan bisnis. Banyak orang yang heran dan merasa "wah" (baca: kagum) waktu tau kalo mahasiswi rantau yang baru menjejak angka kepala dua ini bisa menekuni side job di luar jalur side job normal yang biasa digeluti pelajar rantau lainnya. Tapi, kalo kamu tau cara-caranya, aku yakin, kamu sendiri juga bisa seperti aku (bahkan lebih). Satu hal yang pasti, membuka penerbitan buku indie TIDAK HARUS PUNYA KANTOR. Yaph, betul. Karena aku sendiri sudah membuktikan, ruang kamar kost-ku yang cuma berlahan 3x3 meter ini, ternyata mampu menyangga tubuhku selama hampir 24 jam guna melakoni usaha penerbitan buku indie. Dari mulai penggarapan naskah, hingga pengiriman paket buku yang sudah dipesan. Oke, langsung aja... Memahami maknanya terlebih dahulu, penerbit indie (mandiri) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan buku, yang keseluruhan modalnya berasal dari kantong sendiri. Mulai dari kerangka, hingga sebuah naskah dapat berubah wujud menjadi sebuah buku yang manis dan bisa dinikmati oleh pembaca. Apa aja, sih, yang diperlukan untuk bisa membuat sebuah usaha penerbitan buku indie?

 

1. Membuat Nama dan Logo Penerbit

Jangan asal dalam membuat nama untuk penerbitan indie, karena nama dan logo juga bisa menjadi brand yang cukup berpengaruh dalam nilai jual penerbitan tersebut. Buat nama yang unik, yang sekiranya bisa menimbulkan penasaran di benak pemirsa, tapi juga mudah melekat di ingatan. Begitu juga dengan logo. Buat yang sekiranya nggak biasa dan bernilai historis. Coba bayangkan, bagaimana penilaian konsumen, saat melihat logo sebuah penerbitan yang terkesan biasa saja dan pasaran? Bisa dipastikan, jika mereka konsumen yang cerdas, akan cukup meragukan kemampuan si penerbit tersebut. Lha, buat design logo-nya sendiri aja nggak memikat, gimana bisa men-design cover buku dan menarik minat banyak pembeli? Aku pribadi, memakai nama PENERBIT HARFEEY untuk nama penerbitan buku indie yang kutekuni. Harfeey sendiri berasal dari singkatan nama kedua orangtuaku, Harja dan Shofeeyah. Dengan harapan, agar usaha yang tengah kurintis ini bisa mendulang sukses berkat barokah dari beliau berdua. Tentang logo, yang bisa dilihat pada foto di atas, kebetulan yang membuat design-nya adalah adikku sendiri. Makna dari logo tersebut ialah, gambar buku sebagai simbol bahwa kami bergerak dalam bidang penerbitan buku, tulisan huruf "H" dan "F" di dalam kertas buku yang terbuka melambangkan ayah dan ibu sebagai dua orang berkedudukan tertinggi dalam keluarga, dan 7 bulatan yang merangkai nama HARFEEY dari warna biru paling tua hingga paling muda menggambarkan 7 bersaudara yang dimulai dari anak tertua hingga yang paling muda, dan makna 7 bulatan itu yang melingkar keluar, lalu menyatu lagi ke dalam buku yang juga kami ibaratkan sebagai rumah yang di dalamnya terdapat orangtua, adalah bahwa kami, ketujuh bersaudara ini, gemar merantau ke luar daerah, namun pada akhirnya akan tetap bersatu juga di dalam rumah tercinta. Cukup memiliki nilai sejarah, kan? :)

 

2. Modal dana UTAMA just Rp500.000,-

Nggak besar juga, kan, ternyata modal utamanya? Tapi hati-hati, modal utama yang dijadikan sebagai biaya untuk pembuatan akta notaris (badan hukum) ini tidak seragam tarifnya. Pernah sharing sama beberapa teman yang juga duluan bikin penerbitan buku indie, ternyata mereka harus merogoh kocek dalam-dalam hanya untuk membuat perusahaannya tersebut sah dan legal di mata hukum. Nggak tanggung-tanggung, tarifnya dari Rp1.500.000,- s/d Rp6.000.000,-. Wow! Memang yang mereka dapatkan itu bukan sekedar akta notarisnya aja, tapi, katanya, juga ada NPWP perusahaan, dll-nya juga. Padahal, sih, paling itu cuma akal-akalan oknum atau petugasnya aja, deh! :) Selain karena sebenarnya pengurusan surat NPWP (surat wajib pajak) itu gratis alias nggak berbayar, juga untuk jenis usaha penerbitan indie yang statusnya masih berupa perusahaan skala kecil berbentuk CV, pajak itu tidak menjadi suatu kewajiban, kecuali zakat penghasilan, tentunya bagi yang beragama muslim. Kegunaan dari membuat akta notaris untuk penerbitan indie selain agar terlepas dari jerat penerbit abal-abal alias illegal, adalah dalam memudahkan proses penerbitan buku. Sebuah buku, walaupun juga nggak wajib, tapi umumnya harus memiliki ISBN (International Standard Book Number), semacam sidik jari khusus pada setiap buku. Guna dari ISBN tersebut adalah di antaranya agar bukumu diakui secara internasional dan tersimpan dalam arsip perpustakaan nasional hingga limapuluh tahun ke depan. Dan hanya perusahaan yang sudah berbadan hukumlah yang permintaan pengajuan ISBN-nya akan dilayani oleh pihak pembuat jasa ISBN, yakni Perpustakaan Nasional. Sementara untuk kelengkapan dokument-nya sendiri nggak cukup rumit. selain uang pembayaran, juga diperlukan foto copy KTP 2 orang, yang nantinya akan bertindak sebagai Direktur Utama dan Vision Comanditer perusahaan. Proses selengkapnya bisa langsung ditanyakan pada pihak kantor notarisnya sendiri

 

3. Menguasai Tekhnik-tekhnik Dasar Penerbitan Buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun