"Selamat malam. Kakak yang minggu lalu belanja disinikan?"
"Iya, benar. Kenapa? Saya tanya ke penjual sayur itu.
"Minggu lalu ada belanjaan kakak yang ketinggalan," katanya menjelaskan. Saya diam sejenak. Kira-kira apa ya? Dia pun menjelaskan kalau kol yang saya beli ketinggalan. Dengan cepat salah satu kol yang ada di para-para jualannya dimasukkan ke dalam kresek dan ia pun segera menggantungnya pada kaitan yang ada pada motor milik saya.
Saya pikir sikap gesit itu mungkin strategi jualan. Tapi niatnya untuk berkata jujur sangat saya kagumi. Â Karena apa? Saya belanja pertama kali di penjual itu kira-kira hampir dua minggu lalu. Belanja pada malam hari dan saat itu saya memakai helm.
Dia bilang ke saya dia tanda motornya. Karena memakai stiker I Love Indonesia pada dua sisi kap depan. Baiklah kalau soal ini.
Saudara pembaca setia tulisan saya. Ini tentang buah kejujuran menurut versi penulis jalanan. Orang jujur itu kerap dicap bodoh. Di sisi lain orang yang memiliki kemampuan memutar balikan fakta kerap dipuji dan disanjung dan dianggap pintar pula. Kadang juga untuk melegitimasi kejujurannya orang berani membawa-bawa nama Tuhan.
Kejujuran pemuda itu sungguh menggugah perasaan saya. Sikapnya memberi inspirasi hidup bagi saya. Kalau bisa sayapun belajar tentang kejujuran seperti penjual itu.
Buah kejujurannya bisa saja dari sisi marketing dia akan mendapatkan pelanggan setia. Sedangkan dari sisi rohani Tuhan akan membalas niat baiknya, Amin.
Berkata jujur tidak harus terjadi melulu pada pekerjaan besar agar bisa mendapat pengakuan dari orang lain tapi lakukan  kejujuran itu pada tempat yang gelap dan tertutup. Yakinlah bahwa kebaikan itu tak pernah menguap.
Salam Damai