Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Jangan Lagi Kau Sombong Jakarta"

29 April 2018   23:37 Diperbarui: 29 April 2018   23:57 1389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Birgaldo Sinaga

Awalnya saya anggap sepele dengan beberapa akun yang memuat orang dengan kaos #2019gantipresiden. Bagi saya itu ekspresi biasa dalam berdemokrasi. Tapi, ketika saya menonton video yang dibagikan dari acara Car Free Day di Jakarta, itu rasanya amat sedih dan sebagai laki-laki saya merasa terhina.

Bagaimana bisa segerombolan laki-laki tega melakukan persekusi kepada seorang ibu muda dan anaknya? Dan sempat menyempal pisang ke ibu itu.

Jika otak saya ini dungu, wajarlah jika nilai akademik saya jeblok tapi apakah wajar dengan kedunguan itu membuat hati nurani hilang sehingga semua kebencian itu ditumpahkan kepada seorang ibu dan anaknya?

Saya yang tinggal di kampung masih punya mimpi kelak bisa berada kembali di Jakarta untuk tujuan studi. Pikiran saya, Jakarta itu sumber peradaban dan wajah Indonesia. Di Jakarta  berkumpul orang-orang hebat, pintar, religius dan ramah. Tak disangka lakumu Jakarta hari ini sangat terhina. Jangan kau sombong lagi Jakarta.

Komentar Mahfud M D terkait aksi persekusi kepada ibu Susi Ferawati Sumber : Mahfud MD /Twitter.com
Komentar Mahfud M D terkait aksi persekusi kepada ibu Susi Ferawati Sumber : Mahfud MD /Twitter.com
Entah apa yang terjadi. Jakarta sejak 2016 dan kini 2018 begitu panas dan keras. Nasionalisme dan "kreativitas" ala kaum barbar ramai dipertontonkan. Rakyat dibuat bingung. Sangka saya, kau semakin lembut dan manusiawi tapi kini wajahmu bagai serigala kelaparan. Jangan lagi kau sombong Jakarta. Jakarta seperti setan dan malaikat. Pertarungan tak akan habis.

Ini baru 2018. Entah apalagi drama menjelang 2019? Jangan sampai mayat dan agama jadi alat untuk tujuan politik lagi kah?

Jakarta bukan lagi barometer Indonesia. Jakarta hanya arena para gladiator politik. Pertarungan manusia bermental binatang. Bukan kelompok makhluk yang menyembah Tuhan.

Setan sekarang bukan lagi bersemayam di rumah bordir tapi dia mulai menyebrang ke tempat ibadah. Syair-syair doa dan lantunan pujian tak mempan lagi untuk membentengi manusia dari sergapan setan. Setan kian merajalela.

Tapi untungnya ibu itu kuat dan berani. Ibu itu yang dipersekusi katanya bernama Susi Ferawati. Kepada anaknya ia bilang, "Kita nggak takut. Kita benar. Kita tidak akan pernah takut."

Salam Damai 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun