Cokelat Putih
Hari berlalu bersama dengan rindu Tania kepada orang tuanya. Tania terus memandang ke luar jendela. Pandangannya tertuju ke taman yang ada di hadapannya. Bunga yang menjadi nasihat dari kakaknya terus dia rawat. Tania tidak lupa menyiramnya setiap pagi. Tania terus berpikir apakah benar kata kakaknya. Dia berharap menyiram bunga di jendela kamarnya bisa membuat orang tuanya segera pulang. Dia berharap kesalahannya membiarkan bunga itu layu tidak menjadi penghalang dirinya bertemu orang tuanya.
"Tan, apa kamu sedang sibuk?" tanya Luqman dari pintu kamar Tania.
"Engga kak. Ada apa?" jawab Tania terkaget di depan jendela.
Luqman kemudian masuk ke kamar Tania dan menaruh sekotak cokelat di meja belajar Tania. Dirinya melihat tanaman yang ada di depan jendela kamar Tania perlahan mulai berwarna hijau.
"Tan, ini cokelat dari Papa. Minggu lalu Papa kirim paket oleh-oleh dari Swiss."
Tania yang mendengar itu langsung gembira dan membuka kotak itu. Terlihat cokelat berwarna putih dan begitu halus lembut. Tania segera mencoba sekeping cokelat itu. Muncul rona senyum di wajahnya. Tania berteriak kegirangan dan segera mengambil ponselnya untuk mengambil foto cokelat itu. Segera Tania mengunggah di akun Instagram miliknya dengan judul "Hadiah Terbaik". Luqman pun melihat Tania dan ikut senang.
"Tania, semangat ya menunggu Papa dan Mama. Kita selalu diperhatikan. Jangan khawatir"
Tetapi Tania tidak mendengar dan terus asyik dengan ponselnya. Luqman hanya berpikir sampai kapan orang tuanya meminta dirinya menjaga Tania.
-fin- #episode selanjutnya                                                         Â