Mohon tunggu...
Bonavantura Sampurna
Bonavantura Sampurna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis sastra dan karya ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membaca Ki Hadjar Dewantara dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

2 April 2023   10:39 Diperbarui: 2 April 2023   10:59 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Membaca Ki Hajar Dewantara  dalam Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

Bonavantura Sampurna

Prolog 

Dalam konsep yang sederhana, pemahaman etimologis pendidikan dapat dipahami sebagai seni mengembangkan potensi diri. Pendidikan dalam konsep Ki Hadjar Dewantara merupakan suatu proses pengolahan budi pekerti. Budi yang berarti pikiran, perasaan dan kemauan serta pekerti yang adalah tenaga yang mesti terus diolah untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beradab. Pendidikan menjadi pelita yang bernyala yang menuntun kepada cahaya pengetahuan dan membentuk manusia yang beradab dengan senantiasa mengedepankan nilai-nilai kebenaran, keadilan dan kejujuran (PGSD.upy.ac.id).  

Pendidikan sebagai penuntun pengambangan potensi diri perlu diberi arah jalan yang benar untuk suatu model pendidikan yang tepat sasar. Efektifitas pendidikan akan terjadi jika ia berada dalam bingkai kurikulum yang menetapkan sejumlah gagasan atas apa yang hendak dicapai. Kurikulum adalah "roh" yang menjiwai pengimplementasian tubuh pendidikan. Roh itu menjiwai dan memberi spirit bagi keberlangsungan pendidikan. Dalam ziarah perjalanannya, roh pendidikan itu mesti terus dievaluasi sesuai dengan situasi perubahan zaman.

Evaluasi yang kreatif dan inovatif sangat perlu untuk memnemukan model pendidikan yang sungguh-sungguh menghantar peserta didik menjadi manusia yang beradab (Maman Suryaman, 2020). Kemendikbud sebagai institusi yang melahirkan roh itu, menetapkan suatu model kurikulum baru dengan memberi penekanan lebih pada kemerdekaan belajar peserta didik. Misalnya dalam kampus merdeka, mahasiswa diberi kesempatan untuk memilih waktu belajr 3 bulan di luar kampus. Peserta didik sebagai subyek utama perlu diberi kemerdekaan yang lebih besar bagi proses ekspresi diri atas potensi-potensi yang dimiliki.

Sebagai upaya untuk memanusiakan manusia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggagas suatu bentuk kurikulum baru. Kurikulum Merdeka digagas dengan lebih menekankan sikap partisipasi aktif dan kebebasan peserta didik dalam mengolah dan membentuk potensialitas dirinya. Kurikulum Merdeka memberi peluang yang besar bagi peserta didik untuk belajar lebih merdeka mengambil bentuk pelajaran atau mata kuliah yang sesuai dengan minat dan bakat peserta didik. 

Di sisi lain, fakta sejarah lahirnya pendidikan di Indonesia adalah gagasan edukatif yang tidak dapat dilepaspisahkan dari model kurkulum pendidikan saat ini. Perjuangan pendidikan yang panjang dalam sejarah meninggalkan benih-benih pengalam akan pentingnya pendidikan bagi keberlangsungan hidup bangsa dan negara. Tanpa pendidikan, suatu negara akan menutup diri kepada kemungkinan untuk maju dan berkembang serta mempercepat pembubarannya. 

Kesadaran reflektif Ki Hadjar Dewantara atas pentingnya pendidikan mendorong dia untuk terus menegakkan suatu model pendidikan dalam suatu semangat totalitas diri yang radikal. KHD mempersembahkan dirinya seutuhnya bagi tercapainya pendidikan yang mencerdaskan kehidupan bangsa dalam diri peserta didik  (Kemendikbud.co.id).

Sekapur Sirih tentang Ki Hadjar Dewantara

Sosok Ki Hadjar Dewantara (selanjutnya KHD) pada umumnya dikenal sebagai tokoh yang memperjuangkan pendidikan. Lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Soewardi Soerjaraningrat. Nama asli ini kemudian ia tanggalkan dan memakai nama baru Ki Hadjar Dewantara untuk membongkar tatanan hierarkis budaya Jawa yang kental. Dengan nama baru sebagai Ki Hadjar Dewantara, kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat kecil mengenyam pendidikan dapat diperoleh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun