Mohon tunggu...
Bona
Bona Mohon Tunggu... Politisi - Ideapreneur dan Penikmat Persahabatan

Bekerja sebagai entrepreneur dibidang teknologi informasi, berkesempatan mengenyam pendidikan formal hingga tingkat tertinggi (S3) dan menyukai politik dan sdm. Dapat dihubungi melalui email aku [at] bona [dot] web [dot] id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negeri Sempalan Kaum Intelektual Tersekolah

18 Januari 2017   13:07 Diperbarui: 18 Januari 2017   13:15 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaum Intelektual ialah orang-orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar, membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan. Definisi dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan memiliki 3 kategori makna yakni; 1) cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; 2) mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; 3) totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yang menyangkut pemikiran dan pemahaman.

Sayangnya sebagian dari kaum inteletual saat ini banyak yang mengalami kegagalan dalam membayangkan, menggagas atau menyoal tentang gagasan akibat dari lemahnya beradaptasi dengan kemajuan jaman dan generasi. Pemikiran konvensional seperti pesimistis berlebih akan pemerintahan yang di pilih rakyat secara demokrasi adalah contoh bagaimana sebagian dari kaum intelektual di negara ini belum mampu "move on" dari trauma masa lalu yang di alaminya. Kritik tanpa usulan solusi dan cenderung menyalahkan pemerintah yang tengah bekerja juga mencirikan kegagalan kaum intelektual dalam memahami perkembangan zaman dan generasi.

Era Internet of Think (IoT) yang sedang menjadi trend di berbagai dunia, membuat "putus asa" sebagian dari para intelektual tersebut. Mereka masih belum percaya bahwa keterbukaan dan transparansi akibat perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi telah mengubah mindset dari masyarakat akan arti pemerintahan beserta jajarannya. Pemerintah yang tengah memerintah di era IoT tentu tidaklah bisa menutup berbagai informasi sebagaimana yang di lakukan pada era otoriter saat para intelektual tersebut tengah mengenyam ilmu di kampus-kampus dengan berbagai teori dan terbungkam.

Para intelektual yang tak mampu "move on" ini hanyalah sempalan kaum tersekolah yang memiliki keberuntungan mampu mendapatkan pendidikan tinggi hingga tingkat tertinggi tetapi tidak mendapatkan pendidikan yang baik sehingga tak mampu dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Dalam keputusasaan tersebut maka sebagian dari para intelektual ini melontarkan berbagai kritik yang bernada sarkasme terhadap pemerintah atau sesuatu yang menurutnya melebihi dari dirinya. Tentu kritik tersebut sangat tendensius karena mencampurkan rasa kekecewaan, frustasi dan keinginan dari pengkritik akibat merasa "diabaikan" oleh pemerintah atau negara atau seseorang yang memiliki kapasitas dan kapabilitas dari dirinya.

Tersekolah belum tentu terdidik, sebaliknya terdidik tidak berarti harus tersekolah, karena pada dasarnya orang yang terdidik akan jauh lebih mampu bertahan dalam menghadapi kemajuan jaman. Keluar dari "trauma" masa lalu tampaknya sulit karena telah terekam dengan baik di bagian otak mereka. Pencarian titik kesalahan menjadi fokus utama dibandingkan dengan mencari gagasan dan menyelesaikan persoalan. Hidup para kaum intelektual sepert inilah yang membuat masyarakat menjadi ragu dengan para kaum intelektual secara umum. Semoga mereka yang termasuk dalam kaum intelektual di Indonesia bisa melepaskan diri dari dendam dan trauma masa lalunya. Tabik

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun