Mohon tunggu...
Bonar Hamari
Bonar Hamari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anak Muda dan Perlawanan Kebohongan tentang Semen Rembang

12 April 2018   14:44 Diperbarui: 12 April 2018   15:01 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi

Anak muda. Generasi muda. Karakternya: ilmiah, faktual dan logis. Itu idealnya. Laku generasi muda itu tampak pada sekumpulan mahasiswa dan pemuda dari berbagai kampus serta desa saat berhimpun di Rembang, Jawa Tengah, pada April 2018.

Generasi muda itu: para mahasiswa dan pemuda, ingin menguak kenyataan tentang pabrik Semen Rembang. Industri milik negara di bawah naungan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

Mereka tak mau mengetahui secara rumor. Memahami sebatas asumsi. Tidak ingin terjebak isu tanpa mengerti otentisitasnya. Mereka menahan sikap, bukan berarti pasif, tapi hanya ingin menjadi saksi realita: apa bukti kontribusi Semen Rembang? Mencatatkan diri dalam gerak peradaban bangsa tentang arti keberadaan Semen Rembang.

Terik matahari siang di Rembang saat itu. Menyengat kulit. Panas berdengkang. Jadi kebanggaan, para mahasiswa yang terdiri dari lintas kampus seperti Undip, Unnes, Unirow Tuban, Unibraw, AKSI Rembang, UISI Gresik maupun pemuda dari desa sekitar di dekat pabrik semen Rembang berdiri kokoh, tak nyenyak dengan lelah, mereka tidak lesu.

Generasi muda pelaku sejarah itu mulai beranjak. Dengan semangat almamater, membawa keceriaan. Sebentar lagi --mungkin dalam pikirannya-- kami bakal mengungkap fakta tentang Semen Rembang.

Puluhan mahasiswa dan pemuda tadi itu menuju lokasi-lokasi pemberdayaan ekonomi masyarakat yang dibina Semen Rembang. Puluhan mahasiswa dan pemuda itu ingin jadi saksi tentang kesungguhan Semen Rembang mengubah kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Membangun identitas baru masyarakat dari keterpurukan selama ini.

Ada yang secara langsung melihat lokasi UMKM binaan Semen Rembang yang mengolah kopi untuk dipasarkan komersil di Desa Sulang. Mengubah nasib seorang pekerja kayu serabutan yang selama ini dengan penghasilan tidak menentu lalu menjadi pengusaha kelas menengah bidang kopi yang kini mampu menembus penjualan sampai ke Pati, Blora, Kendal, Semarang, bahkan Surabaya. Setiap harinya: pengolahan kopinya pasti habis dipesan. Bermitra dengan Semen Rembang sejak 1,5 tahun terakhir ini.

Ada juga kunjungan ke UMKM peternak kambing berlokasi di Desa Sulang juga. Yang mengolah hasil dari hewan ternaknya menjadi beragam produk; susu, lulur dan sabun. Dari awalnya hanya memiliki 8 ekor kambing, kini menjadi 200 ekor. 

Semen Rembang membantu strategi promosi dan usaha itu. Walhasil: olahan ternak kambing itu mampu menembus pasar Blora, Semarang, sampai juga ke Kepulauan Riau dan Palembang. Usahanya meningkat sejak dibina Semen Rembang dari tahun 2015.

Sebagian mahasiswa dan pemuda lainnya juga menyambangi UMKM binaan Semen Rembang yang mengolah ikan teri dan kelapan menjadi rengginan juga keripik. Usaha ini jadi ciri khas oleh-oleh makanan Rembang. Mendatangi juga usaha peternakan sapi yang maju pesat sejak bermitra dengan Semen Rembang. Kedua UMKM berlokasi di Desa Kaliori.

Puluhan mahasiswa dan pemuda itu antusias. Mereka berdiskusi dengan para pemilik UMKM binaan Semen Rembang. Mereka ingin benar-benar mengetahui fakta tentang arti keberadaan Semen Rembang. Bukan hanya "katanya". Dialog antar mahasiswa dan pemuda dengan pemilik UMKM binaan Semen Rembang menjadi catatan: untuk mengungkap keseriusan meningkatkan taraf sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun