Mohon tunggu...
Bonar Hamari
Bonar Hamari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dari Rengginang Teri Hingga Kopi Lelet, UMKM Rembang Makin Berkembang

22 Maret 2018   14:48 Diperbarui: 22 Maret 2018   14:52 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengenal Rembang sebagai kota lahirnya RA Kartini mungkin itu terdengar mainstream. Ada sisi lain perubahan yang terjadi di salah satu kabupaten di sebelah utara Pulau Jawa ini. Geliat kehidupan masyarakat mulai beranjak terutama soal perekonomian masyarakat yang dulu Rembang diketahui sebagai kabupaten masuk zona merah di Jawa Tengah. Namun kini dari data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan presentase jumlah penduduk miskin di Kabupaten Rembang menurun, dari tahun 2014 sebesar 19,5 persen sampai tahun 2017 menjadi 18,35 persen dari total penduduk (sumber : BPS Kab Rembang).

Hal itu nampak dari menjamurnya UMKM yang digeluti warga. Sebutlah Rengginang Teri buatan Sanyoto (44 tahun). Warga Kecamatan Kaliori ini kini mampu memproduksi hingga 40 kilogram rengginang. Usaha yang dijalaninya sejak 2011 semakin beranjak maju, pasalnya Ia memanfaatkan dana CSR dari PT Semen Indonesia untuk mengembangkan usahanya. Kualitas, produksi dan kemasan rengginang buatan Sanyoto ini kini makin menarik konsumen membeli.

Ada juga Usaha Dagang (UD) Tiga Putra, yang juga binaan PT Semen Indonesia, bergerak bidang kopi khas Rembang. Produknya pamungkasnya bernama "Kopi Lelet", yang sangat digemari berbagai kalangan. Kini usahanya kian berkembang, gak main-main omsetnya sentuh Rp 45 juta per bulan (baca : http://semenindonesia.com/produk-roti-dan-kopi-hasil-umkm-rembang-binaan-semen-indonesia).

Semua kemajuan usahanya berkat PT Semen Indonesia.

Siapa yang gak tahu PT Semen Indonesia (SMI), adalah BUMN yang bergerak di industri semen sejak tahun 1957. Perusahaan plat merah ini sejak awal berdiri sampai sekarang memang tunjukin perkembangannya, terlihat dari pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia dan semakin bertambah.

Nama perusahaan negara ini acap kali terdengar di telinga masyarakat, melalui pemberitaan di media maupun dalam obrolan. Toh... memang perusahaan ini sudah jadi salah satu BUMN besar di Indonesia yang setiap ulahnya diawasi negara dan masyarakat, jadi informasi soal SMI pastilah mudah menyebar.

Seperti baru-baru ini, ulah SMI dalam lingkungan sosialnya yang terdengar, yakni kegiatan pembinaan UMKM yang berlangsung 28 Desember -- 1 Januari kemarin. Ragam UMKM dibina, ada 336 UMKM dan 34 mitra usaha binaan SMI. Senior Vice President ICT dan Pengadaan Strategi Semen Indonesia sih ngakunya supaya lebih dekat dengan masyarakat sekitar.

Di sisi lain, buat tingkatkan dan berdayakan produk buatan dalam negeri, tujuannya supaya masyarakat cinta produk hasil anak negeri.

(baca : https://ekbis.sindonews.com/read/1269498/34/si-expo-2017-tampilkan-336-umkm-dan-34-mitra-binaan-1514483992).

Heran... BUMN ini gak ada habisnya buat ulah. Terus-terusan informasi sebut nama Semen Indonesia masuk dalam kuping masyarakat.

Sebelumnya pada tahun 1991, perusahaan ini masuk bursa efek Indonesia yang go publik, buka kesempatan masyarakat buat tanam saham. Semakin berkembang, apalagi sejak BUMN semen di Holding, tahun 2005 -2014 kinerja SMI melambung tinggi, sampai-sampai setoran ke negara rata-rata diatas 50 persen. Banyak juga penghargaan yang diraih SMI, misal sejak tahun 2015 masuk 20 perusahaan kapasitas produksi terbesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun