Sebagai homo notitia atau makhluk informasi, manusia dibanjiri beragam informasi setiap hari. Bangun tidur, saat beraktivitas, bahkan saat hendak istirahat di pengujung hari informasi tak kunjung henti mewarnai kehidupan manusia.
Dalam era teknologi informasi yang berkembang pesat kemampuan menulis informasi tak dimonopoli oleh jurnalis dari media/ kantor berita. Era jurnalisme warga yang semakin bertumbuh pesat mengondisikan siapa saja dapat menjadi produsen informasi untuk disebarluaskan.
Kemampuan mengolah informasi menjadi berita yang akurat dan faktual menjadi salah satu keterampilan penting yang perlu dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia tidak hanya cukup disampaikan secara teoritis di dalam kelas, tetapi juga harus dikemas secara aplikatif agar siswa mampu memahami dan menguasai kompetensi menulis berita dengan lebih baik. Salah satu metode yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui liputan langsung ke narasumber.
Berburu Narasumber
Sekitar pertengahan Januari 2025 kelas VII mengadakan kegiatan pembelajaran teks berita. Penulis memberikan kesempatan kepada siswa dengan terjun langsung berburu narasumber. Siswa diminta untuk melakukan liputan langsung ke narasumber (penjual) yang berada di kantin lantai 5 Â dan area lantai dasar sekolah.
Dalam liputan langsung siswa diwajibkan melakukan wawancara untuk menggali informasi secara mendalam dari narasumber. Informasi yang diperoleh dari hasil wawancara ini kemudian diolah menjadi berita langsung. Sebelum melakukan wawancara siswa membuat daftar pertanyaan untuk narasumber yang menjadi target.
Daftar pertanyaan tersebut diverifikasi oleh penulis agar tak terlontar pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti berapa laba per hari, apa rahasia bumbu suatu menu, dan berapa modal untuk menyiapkan suatu menu.
Pembelajaran ini diikuti dengan antusiasme tinggi oleh para siswa. Mereka merasa tertantang untuk keluar dari zona nyaman dan berinteraksi langsung dengan beragam narasumber. Pengalaman ini tidak hanya melatih keterampilan menulis, tetapi juga mengasah kemampuan berkomunikasi, mendengarkan aktif, serta berpikir kritis dalam mengevaluasi informasi yang diperoleh.
Mengapa pembelajaran bahasa yang aplikatif (berburu narasumber) penting? Pertama, metode ini membantu siswa memahami proses penulisan berita secara utuh. Mereka tidak hanya belajar tentang teori struktur berita, seperti kepala berita (lead), tubuh, dan ekor, tetapi juga mengalami langsung bagaimana data dikumpulkan di lapangan, menyusun daftar pertanyaan, dan memilih target narasumber.
Dengan terjun langsung siswa mengetahui betapa proses untuk menulis satu berita melalui beragam fase. Belajar menyusun pertanyaan yang relevan, mengelola informasi yang beragam dari narasumber, memilih narasumber yang tepat, dan menyaring fakta yang benar-benar penting usai wawancara.