Kejadian luar biasa tiba-tiba memorak-porandakan hampir semua segi kehidupan manusia. Kini hampir mayoritas penduduk dunia melakukan beragam penyesuaian hidup agar dapat menangkal penyebaran Virus Korona.
Semua bidang kehidupan tersapu badai penyebaran Virus Korona. Pun, dunia pendidikan mengalami. Pemelajaran daring kini menjadi pilihan. Beragam aplikasi daring seperti Noosphere, Microsoft Teams, Google Classroom, Google Meet, Zoom, Cisco Webex, Kahoot, dan Quizzis menjadi pilihan sarana dalam pemelajaran.
Peran Guru
Dalam pemelajaran tatap muka guru cukup memegang peranan utama. Langkah demi langkah pemelajaran melibatkan guru, baik sebagai konseptor, fasilitator, pengajar, dan pendidik. Pada masa pandemi guru perlu mereposisi beragam peran tersebut. Akibat tiada tatap muka dalam pemelajaran, maka ada beberapa peran yang perlu disesuaikan.
Peran guru dalam pada masa pandemi lebih mengarah ke fasilitator. Guru menggerakkan peserta didik agar mampu memilih sumber belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-masing. Pemelajaran dari rumah memerdekakan peserta didik dalam mengatur gaya belajarnya.
Dari rumah mereka belajar dengan sarana internet yang menyediakan beragam sumber belajar. Dalam pemelajaran daring internet cukup vital perannya. Mcmanus dalam Maryanto (2011) mengungkapkan fungsi internet dalam pemelajaran yakni, internet memiliki kekuatan memotivasi peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas. Selain itu, mereka dapat mengakses beragam sumber belajar tanpa batas dengan internet. Internet memungkinkan pemelajaran interaktif melalui aplikasi yang sesuai.
Guru sebagai Fasilitator
Pemelajaran daring memosisikan guru sebagai fasilitator. Kehadiran internet yang bebas diakses peserta didik saat pemelajaran membuat guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar. Peran fasilitator tidak hanya menjawab pertanyaan, tetapi ikut dalam proses pemelajaran termasuk konseling, mengadakan tutorial, dan memotivasi peserta didik (Maryanto,2011).
Penulis mengalami langsung dalam pemelajaran daring peran guru sebagai fasilitator. Selain memberikan materi pemelajaran, lalu tanya jawab, penulis memotivasi berulang kali peserta didik betapa perlu dan pentingnya menyediakan waktu khusus membaca. Satu motivasi penulis yang berulang berikan kepada mereka adalah mengibaratkan kebutuhan membaca layaknya kebutuhan makan. Jika kebutuhan makan adalah untuk memberikan nutrisi leher ke bawah, sedangkan kebutuhan membaca untuk memberikan nutrisi leher ke atas. Di SMP Pahoa terdapat jam literasi. Jam pelajaran yang disediakan khusus untuk membaca, menulis, dan berpikir kritis.
Panggilan Jiwa Seorang Guru
Pada masa pandemi panggilan jiwa seorang guru semakin dimurnikan. Keterbatasan tatap muka membuat guru perlu mengubah peran dalam proses pemelajaran daring. Pada masa pandemi ini guru perlu memiliki FAT (faith, available, teachable). Setia, sedia, dan siap belajar (Maryanto,2011). Tiga sikap tersebut relevan pada masa pandemi sekarang ini. Apakah guru setia mendampingi peserta didik dalam proses pemelajaran?