Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Melihatmu dalam Bingkai Jendela Kaca

17 Agustus 2020   14:25 Diperbarui: 17 Agustus 2020   14:26 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Segar udara pagi mendahului tajamnya sinar mentari. Rasa sejuknya mengiringi kokok ayam jantan dari ufuk timur. Benih merekah bersamaan jutuhnya titik-titik embun di tanah. Dan derap langkah-langkah kaki membangun negeri. Inilah alam desaku, terbentang dari barat sampai ke timur.

Aku ingin melihatmu dalam satu harmoni tarikan napasku. Namun hanya dalam satu bingkai jendela kaca saja dapat kutemukan engkau di sana. 

Begitu indah menurutku, begitu bangga aku dengan kemajuan dan kesejahteraanmu. Namun seseorang datang merebut jendela kacaku dan dilemparkannya ke sisi yang lain. Apa yang terjadi dengan jendela kacaku?

Rusak, dia termenung melihatnya dan muram air mukanya. Menurutnya alam desaku terlihat kotor, orang berpangku tangan, sebagian melipat tangan dan sebagian lagi berbaku hantam tangan. Dia menjerit apakah itu fatamorgana? Aku hanya bisa menghiburnya tetapi tak sanggup menjawabnya sampai seseorang lain lagi datang. Dibetulkan bingkainya dan disiram kacanya hingga luruh semua apa yang terlihat di dalamnya.

Orang itu telah berbuat nyata. Kemudian dia memasang banyak jendela kaca disetiap jengkal tanah di alam desaku. Berjajar dari barat ke timur dan disiramilah semuanya tanpa mengenal lelah. Katanya, dia ingin melihat keindahan harmoni alam desaku dari setiap jendela kaca itu. Bangunlah Indonesiaku, bangunlah bersama Indonesia Rayaku. Satukan kami dalam harmoni keindahan jendela kacamu.

Solo.17.08.20

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun