Mohon tunggu...
Masbom
Masbom Mohon Tunggu... Buruh - Suka cerita horor

Menulis tidaklah mudah tetapi bisa dimulai dengan bahasa yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen Gangsingan] Gangsingan Sebuah Filosofi

19 April 2019   07:04 Diperbarui: 19 April 2019   08:18 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hehehe ... jiwa muda, Ton."

"Hmm ... ya sudah, temani aku mancing, Son."

"Oke, aku siap!!!"

Meskipun memancing bukan kegemaran Sono, sesekali dia menemani sahabatnya itu. Sono dan Tono segera berangkat menuju sungai di belakang kampung mereka. Udara pagi yang sejuk dan bersih membuat mereka bersemangat mengayuh sepedanya. 

Dalam perjalanan seringkali mereka tersenyum sambil menganggukkan kepala atau menyapa orang-orang yang kebetulan lewat berpapasan. Itulah tata krama dan sopan santun yang masih melekat kuat dalam jiwa masyarakat di kampung maupun masyarakat Kota Jogja umumnya saat itu.

Roda terus berputar membawa sepeda mereka menyusuri jalan kampung di bawah rimbunnya pepohonan. Mereka menuju ke suatu tempat di mana Tono begitu betah duduk seharian menunggui alat pancingnya. Sebuah tempat berwujud batu besar dan tinggi letaknya di tepi sungai. 

Sementara di bawahnya aliran sungai itu begitu tenang dan banyak ikannya. Di tempat itulah Tono sering menghabiskan waktunya sepulang sekolah menyalurkan hobi memancingnya. Karakter Tono yang tenang dan sabar memang pas dengan hobinya. Suatu karakter yang bertolak belakang dengan sahabatnya.

Sssrrrttt ... pluukkk ....

Bunyi anak pancing Tono melayang dan jatuh di dalam sungai. Tono menoleh memperhatikan Sono yang sedang mempersiapkan alat pancingnya. Mereka saling tersenyum dan Tono mengangguk pertanda agar Sono mengikuti caranya.

Ssrrrttt ... plaaakkk ....

Terdengar bunyi anak kail Sono yang tidak sampai masuk sungai tetapi hanya mengenai dinding batu besar tempat mereka berpijak. Sono mencoba lagi mengulanginya beberapa kali tetapi masih belum berhasil juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun