Mohon tunggu...
Bobby Triadi
Bobby Triadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Menulis sambil tersenyum

Lahir di Medan, berkecimpung di dunia jurnalistik sejak tahun 1998 dan terakhir di TEMPO untuk wilayah Riau hingga Desember 2007.

Selanjutnya

Tutup

Politik

SBY Minta Anas Kondisikan Dirinya Menjadi Ketua Umum

1 Maret 2021   06:21 Diperbarui: 1 Maret 2021   08:29 4142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SBY saat terpilih sebagai Ketua Umum pada KLB Partai Demokrat, 30 Maret 2013 yang berlangsung di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Denpasar, Bali via KOMPAS.COM

"AU lalu titip pesan minta waktu besok untuk setor nama. Dan benar keesokan harinya nama disetor tapi semuanya hanyut terbawa banjir kesenangan Beliau mjdi ketum. Hilang semua, hanya Saan yg tetap jadi Wasekjen itu pun sebenarnya jabatan tetap bukan dimasukkan. Nama saya hanyut," ujar Pasek.

Dari kejadian tersebut, Gede Pasek sadar bahwa gentlement aggreement sulit bisa dilakukan walaupun dengan figur yang begitu hebat jika memang sudah tidak ada komitmen. Alkisah semua teman-teman Anas Urbaningrum yang nama-namanya dituliskan ke dalam list yang disampaikan ke SBY hilang dari struktur DPP. Kuku Cikeas pun semakin kuat, karena menurutnya pertama kali bapak-anak jadi Ketum dan Sekjen. Padahal menurut Pasek, jika mau, Anas Urbaningrum sangat bisa memainkan kartu truf untuk kembali mengalahkan SBY seperti pada kongres di Bandung. Tetapi demi kekompakan, malah semua temannya tersapu habis oleh SBY yang telah diperjuangkan menjadi ketua umum.

"Ternyata yg diperjuangkan jauh penampilan dg isi dalamnya," kata Pasek dalam kultwit-nya yang ke-17.

Kali ini adalah kali kedua SBY harus turun gunung. Bedanya, kali ini SBY turun gunung tidak hanya untuk menyelamatkan Partai Demokrat, tapi menyelamatkan Partai Demokrat dari kepemimpinan anaknya sendiri, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari rencana kudeta yang sepertinya sangat serius oleh Moeldoko yang namanya berulang kali disebutkan oleh SBY pada pidatonya yang dirilis melalui akun youtube Partai Demokrat, Rabu (24/2/2021).

Kesan AHY tidak mampu memimpin dan berorganisasi di Partai Demokrat, sangat kental sekali muncul di kepala publik. Ketika Mayor tidak mampu menghadapi Jenderal, maka Jenderal harus melawan Jenderal. Imbas turun gunungnya SBY, banyak kader yang dianggap ikut dalam gerakan kudet pun dipecat, disapu habis. Berhentikah, gerakan kudeta? Mari kita siapkan kopi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun