Begitu pula dukungan dari Wasekjen PPP Arsul Sani, dia mengatakan Ani Yudhoyono dapat menjadi calon kuat pada Pilpres 2019. Bahkan dia tidak mempermasalahkan jika pada pencalonan Ani Yudhoyono nanti akan muncul isu dinasti, sebab soal dinasti politik juga sudah terjadi di negara lain.
Dukungan kepada Ani Yudhoyono pun datang dari politisi PKS, Nasir Djamil, yang tak meragukan lagi popularitas Ani selama mendampingi SBY sebagai Presiden RI.
Sedangkan politisi Hanura, Dadang Rusdiana menilai kurang tepat mewacanakan Ani Yudhoyono sebagai Capres 2019 pada saat ini. Menurutnya, saat ini pemerintahan Joko Widodo sedang mengalami banyak persoalan dan dia meminta agar semua pihak lebih menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi pemerintahan Jokowi Widodo.
Seperti diketahui, beberapa kali SBY sempat mengkritisi persoalan yang muncul pada pemerintahan Joko Widodo. Dari persoalan PSSI, kabinet yang gaduh dan persoalan ekonomi. Dari hal-hal tersebut terlihat, pelan-pelan namun pasti, Demokrat mulai mengambil posisi sebagai oposisi yang dapat menjadi modal kuat bagi Partai Demokrat untuk pelan-pelan mendegradasi kepemimpinan Presiden Jokowi dan akan mengambil alih kepemimpinan tersebut pada Pemilu 2019.
Masalah akan mencalonkan Ani Yudhoyono sebagai Capres 2019 atau tidak, Partai Demokrat tentu dapat berkiblat politik pada Partai Demokrat Amerika Serikat yang mengusung Hillary Clinton sebagai Presiden mengikuti jejak suaminya sebagai pendahulu.
SBY tentu tak perlu malu-malu lagi. Sangat banyak contoh soal politik dinasti maupun contoh-contoh lainnya untuk dia dapat memberikan dukungannya kepada Ani Yudhoyono. Apalagi ini permintaan rakyat-rakyat pendukungnya, rakyat-rakyat yang diklaim oleh politisi-politisi partainya sangat merindukan kepemimpinan SBY atau diwakili kepada Ani Yudhoyono sebagai Presiden RI ke-8.
Pilihannya, SBY mendukung pencapresan Ani Yudhoyono atau akan melukai hati pendukung-pendukungnya. Jika ini benar-benar atas permintaan rakyat seperti yang diklaim oleh Demokrat, maka Ani Yudhoyono tidak akan terbendung untuk menduduki kursi RI 1 menggantikan Joko Widodo di tahun 2019 sekaligus mengukir sejarah baru Indonesia sebagai presiden perempuan pertama yang dipilih langsung oleh rakyat. LANJUTKAN!!!