Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Buruh - 🌱

Terima kasih, Kompasiana dan warganya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keberagaman dalam Sepak Bola Israel dan Palestina

1 April 2023   04:46 Diperbarui: 2 April 2023   06:38 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keberagaman dalam sepak bola Israel dan Palestina -Photo by Fancy Crave on Unsplash 

Udara Yerusalem yang cenderung panas mendadak terasa sejuk ketika saya berjumpa Ibu Fatima. Senyumnya yang tulus membuat suasana biara Yesuit di dekat Gerbang Barat kota suci aneka agama itu nyaman.

Fatima, wanita berhijab itu, adalah satu dari sekitar 100.000 pekerja Palestina yang bekerja di wilayah Israel. Ibu paruh baya ini setiap hari melintasi pos pemeriksaan keamanan yang membatasi Tepi Barat dan Israel.

Saat ini Israel mempekerjakan ribuan pekerja Palestina dari Tepi Barat dan Gaza. Sebagian besar bekerja pada sektor konstruksi bangunan dan pertanian. Sisanya bekerja di sektor nonformal, termasuk Fatima yang bekerja sebagai juru masak di biara padri Katolik di Yerusalem.

Yerusalem: Ironi dan Harapan

Yerusalem - Photo by Raimond Clavis (Unsplash)
Yerusalem - Photo by Raimond Clavis (Unsplash)
Yerusalem mencerminkan ironi sekaligus harapan. Sebuah ironi karena kota ini bermakna Kota Damai, namun terus menjadi objek perselisihan. Suatu harapan karena kota ini menjadi saksi hidup bersama aneka pengikut agama besar dunia. Ya, kota berpenduduk sekitar 971.000 orang itu adalah rumah bagi penganut Yudaisme, Kristen, dan Islam.

Yerusalem adalah kota yang pada saat yang sama menjadi simbol perselisihan sekaligus koeksistensi. Pada 2020, populasi Yerusalem terdiri dari hampir 60 persen Yahudi, 37 persen Muslim, dan dua persen Kristen. Kota berusia lebih dari tiga ribu tahun ini dibagi menjadi empat perkampungan: Yahudi, Muslim, Kristen, dan Armenia.

Keberagaman di Yerusalem merefleksikan kebinekaan Israel. Pada 2020, Israel terdiri dari sekitar 74 persen penganut Yudaisme, 17 persen Islam, dan dua persen Kristen.

Tak banyak yang menyadari, penganut agama Islam dan aneka agama lain telah lama menyatu dalam kehidupan sehari-hari di Israel. Buktinya, sebagian kecil tentara Israel beragama Islam. Mereka umumnya berasal dari kaum Arab Bedouin.

Bukti lain tampak dalam dunia olahraga. Para pemain Yahudi, Kristen, dan Islam bahu-membahu membela tim nasional Israel. Hampir seratus pemain muslim pernah memperkuat timnas Israel sepanjang sejarahnya.

Yossi Benayoun telah bermain 99 kali bagi Israel antara tahun 1998 dan 2017. Dudu Aouate telah 78 kali menjaga gawang timnas Israel antara 1999 dan 2013. Walid Badir telah 74 kali memperkuat timnas Israel antara 1997 dan 2007.

Dalam tim Israel U-20, diperkirakan akan ada Ahmad Ibrahim Salman. Pada laga perdana Euro U-19 2022, Ahmad mencetak gol saat melawan Serbia. Ia bermain sebagai penyerang untuk klub Liga Utama Israel, Maccabi Netanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun