Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Macetnya Regenerasi di Luar Dinasti Politik, Kapan Muncul "Sanna Marin" di Indonesia?

15 November 2021   17:05 Diperbarui: 15 November 2021   17:51 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapan muncul politikus muda kompeten seperti Sanna Marin di Indonesia? - Foto: Laura Kotila/Valtioneuvoston kanslia CC 4.0


Politikus muda yang kompeten seharusnya diusung seluruh parpol Indonesia. Ambil contoh negara-negara demokrasi  yang maju. Politikus muda seperti Sanna Marin dan Jacinda Ardern muncul karena parpol tidak sibuk menonjolkan dinasti politik.

 
Percakapan anak dan bapak tentang politik

"Politik itu kotor. Tidak bagus jadi politikus"

Demikian pesan seorang ayah pada anaknya yang ingin maju jadi calon anggota legislatif daerah. Si anak yang adalah aktivis itu tercenung.

"Jika semua anak muda takut terjun ke politik, kapan politik jadi baik?" ungkap si anak.

*

Dialog imajiner di atas adalah gambaran betapa suramnya situasi perpolitikan di tanah air. Memang benar, ada politikus-politikus muda yang akhir-akhir ini mencuat. Akan tetapi, partai-partai politik besar tetap saja didominasi nama-nama politikus kawakan.

Ketika parpol mengusung calon presiden, sangat jarang parpol mengangkat politikus muda dengan rekam jejak yang mantap.

Tengoklah nama-nama calon presiden yang disebut-sebut dalam aneka jajak pendapat dan pemberitaan terkini. Siapa di antara mereka yang berusia di bawah 45 tahun?

Sebut saja Prabowo Subianto yang pada 2021 ini berusia 70 tahun, Risma 59 tahun, Ahok 55 tahun, Ganjar Pranowo 53 tahun, Anies Baswedan 52 tahun, Sandiaga Uno 52 tahun, Ridwan Kamil 50 tahun, dan Puan Maharani 48 tahun. Pada 2024 nanti, tak seorang pun di antara semua nama ini berusia di bawah 50 tahun.

Beberapa nama menteri "lawas" justru ikut meramaikan bursa calon dengan giat mempromosikan diri.

Jika kita melihat peta perpolitikan dunia, beberapa negara memiliki politikus muda. Umpama, Sanna Marin sang Perdana Menteri Finlandia, politikus kelahiran 1985 atau berusia 35 tahun.

Marin telah menjadi anggota Parlemen Finlandia sejak 2015. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Transportasi dan Komunikasi dari 6 Juni hingga 10 Desember 2019. Marin terpilih sebagai perdana menteri pada 8 Desember 2019.

Di Selandia Baru ada nama PM Jacinda Ardern, politikus berusia 40 tahun. Ia dipilih menjadi pemimpin Partai Buruh pada 2017 atau saat masih berusia 36 tahun.

Jacinda Ardern pada 2019 - Foto: pcoo.gov.ph/Domain Publik
Jacinda Ardern pada 2019 - Foto: pcoo.gov.ph/Domain Publik
Saat ini kabinet Jokowi periode kedua memang memiliki sejumlah wakil menteri. Akan tetapi, kita perlu jujur mengatakan bahwa mereka bukan kandidat dengan elektabilitas tinggi. Disebut dalam bursa capres pun belum.

Sementara itu, mayoritas politikus muda yang kini sudah dikenal masyarakat adalah bagian dari dinasti politik yang didukung partai-partai lawas dan atau partai baru dengan tokoh lawas.

Sangat sulit bagi politikus muda dari luar dinasti politik untuk masuk ke dalam bursa calon presiden dan calon anggota parlemen.

Macetnya kaderisasi politikus muda ini adalah gejala yang memprihatinkan. Parpol cenderung mengusung politikus berdasarkan kekerabatan dan kemapanan penjenamaan diri, bukan kapabilitas dan regenerasi sejati.

Seharusnya, setiap parpol membuat seleksi dan kaderisasi berjenjang dari tingkat daerah untuk menjaring calon politikus muda yang layak.

Menjadi sangat janggal ketika seorang politikus muda yang belum punya pengalaman mengurus daerah tetiba diajukan menjadi calon presiden.

Kompetensi adalah salah satu tolok ukur untuk melihat seberapa jauh kemampuan yang dimiliki oleh seorang politikus di dalam menghadapi kondisi krisis (Neumann, Srbljinovic, & Schatten 2014).

Sejatinya, rakyat kita mendambakan pemimpin muda yang mampu dan layak dipilih berdasarkan sistem meritokrasi, bukan politik dinasti.  Seluruh parpol semestinya mengakomodasi aspirasi ini.

Salam sehat selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun