Jika Anda adalah orang yang kurang wawasan atau malas dalam menemukan informasi dari situs-situs resmi, Anda adalah target empuk hoaks.
Demikian pula jika Anda adalah tipe orang yang mudah percaya, mudah panik, dan atau cenderung ingin menunjukkan diri sebagai "orang yang tahu paling pertama" dari warga grup aplikasi perpesanan. Â
2. Kenali pula kecenderungan kelompok umur Anda
Orang lanjut usia cenderung lebih mudah membagikan hoaks dibanding kelompok umur yang masih muda.Â
Orang lanjut usia (di atas 65 tahun) hampir empat kali lebih mungkin untuk berbagi berita palsu di Facebook daripada generasi muda, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Rata-rata, pengguna Facebook Amerika di atas 65 tahun berbagi hampir tujuh kali lebih banyak artikel dari situs berita palsu dibandingkan mereka yang berusia antara 18 dan 29 tahun. Demikian hasil penelitian dari New York University dan Princeton University.
Ada baiknya, Anda yang masuk kelompok "tidak muda lagi" menahan diri untuk tidak mudah membagikan informasi apa pun yang Anda terima.Â
Biasakan membaca berita dan ulasan dari situs-situs resmi, bukan dari grup-grup yang seringkali tidak jelas sumber pesannya.Â
Ada baiknya juga, "pensiun (dini)" sebagai penyebar berita (tak jelas) di grup-grup aplikasi media sosial. Jadilah anggota grup yang mengayomi, bijak menelaah, dan cerdas bermedia.Â
3. Mulailah menjadi agen pelurus misinformasi
Alih-alih jadi penyebar hoaks dan atau orang yang diam saja melihat hoaks meraja, mari kita mulai menjadikan diri kita agen pelurus misinformasi.Â