Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Pengkhotbah dan Pencopet di Atas Sebuah Kereta Kota

26 Juni 2021   10:09 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:55 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana di sebuah gerbong kereta kota | Sumber: Pixabay

Hari penat baru saja berangkat
Bersama langkah penumpang kereta kota:
Seorang ibu menggendong utang suaminya yang minggat
Seorang mahasiswa melihat bayangan tagihan uang kuliah di kaca
Seorang pemuda menyembunyikan kenangan pahit di langit kereta
Seorang gadis tepekur karena insekyur
Seorang wartawan artis sibuk merangkai judul bombastis
Seorang pengkhotbah merenungi dirinya yang sulit berubah
Seorang copet berdoa sebelum menunaikan tugas mulia

Secepat kilat tangan si copet menyusup ke kantong si pengkhotbah
si empunya dompet merasa, tapi sengaja diam saja
"Syukurlah, Tuhan. Akhirnya ada yang mengambil dompetku!"
demikian doa ganjil sang pengkhotbah

Si copet bergegas turun di stasiun selanjutnya
Buruburu ia buka dompet tebal itu:
Uang seribuan seratus lembar dan secarik kertas
"Hubungilah nomor ini. Ada lowongan tukang kebun jika mau"

***

-26 juni 2021-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun