Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pria, Gadis Ringkih, dan Ibu yang Harusnya Sedih

25 Juni 2021   09:09 Diperbarui: 25 Juni 2021   09:16 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi puisi pria, gadis, dan ibu | Photo by Tomas Williams from Pexels

Mega sendu menggelayut di luar jendela
gundah hati pria itu memandang gadis kecil di samping bednya:
bukan siapa-siapa si pria sebenarnya
namun telah menyita seluruh tabungan airmata

"Liana namaku" bisik gadis mungil itu
suatu ketika sebelum ia tak sadarkan diri seminggu lalu
tiap saat si pria berharap si gadis ringkih akan siuman
agar mereka dapat lanjutkan percakapan

"Ayahnya sudah meninggal lama," tutur ibu Liana
anehnya wanita paruh baya itu tak pernah tampak sedih
justru si pria itu tak henti meneteskan air mata
memandang Liana dan bundanya yang setia tanpa pedih

"Bu, katakan padaku apa rahasia ketabahanmu," pinta si pria
"Bahkan para dokter dan perawat pun sedih melihat putrimu," lanjutnya
Sang bunda menghela nafas dan berbisik lirih pada si pria:
"Apakah engkau tak melihat sekuntum lili di dahi Liana?"

*** 

RB, untuk para orang tua "Liana"- 25 juni 2021 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun