Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Toleransi dalam Sejarah Gereja Katedral Makassar TKP Bom Bunuh Diri

28 Maret 2021   16:29 Diperbarui: 28 Maret 2021   23:46 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gereja Katedral Makassar pada 1910-an - Tropen Museum

Adalah S. Fischer, seorang ahli pengairan yang menjadi pengganti Swartbol. Sayangnya, Fischer yang memang bukan seorang arsitek tidak mampu melanjutkan rancangan gaya gotik yang disusun oleh Swartbol.  
 
Pada masa selanjutnya, pembangunan Katedral Ujung Pandang, nama lama Makassar diteruskan oleh Thio A Tek. Dari namanya saja kita tahu bahwa dia seorang keturunan Tionghoa. 

Kiprah Thio A Tek sebagai pemborong dan pelaksana pekerjaan pembangunan sedikit terhambat karena rangka jendela dari besi dari Belanda terlambat tiba. Thio A Tek sudah menyiapkan lubang jendela sembari menunggu kedatangan material rangka besi.

Ia juga membangun menara kecil dari besi dan 20 menara mini sebagai perhiasan di pinggir atap. Tuan Scharpff menyumbang tiga lonceng pada 1923. 

Pembangunan Gereja Katedral Ujung Pandang atau Makassar tidak bisa dilepaskan dari toleransi beragama yang dijalankan para raja beragama Islam. 

Sejarah misi Katolik mencatat, pada 1525 tiga pastor Portugal yakni Pastor Antonio do Reis, Cosmas de Annunciacio, Bernardinode Marvao yang ditemani seorang bruder tiba di kawasan Kesultanan Gowa.

Pada masa berikutnya, tepatnya pada 1548, Pastor Vincente Viegas datang dari Malaka ke Makassar. Pastor Vincente menjadi gembala rohani bagi orang Portugis serta beberapa raja dan bangsawan lokal yang telah menjadi umat Katolik.

Raja Gowa yang pertama memeluk Islam, yaitu Sultan Alauddin (1591–1638) serta beberapa raja penggantinya memberikan kebebasan kepada umat Katolik untuk mendirikan Gereja pada 1633. Artinya, kebebasan menjalankan agama dijunjung tinggi dan dilindungi oleh para penguasa kerajaan Gowa. 

Gereja Katedral Makassar mengalami renovasi dan perluasan pada tahun 1939. Proyek ini usai pada 1941 dengan bentuk gereja seperti saat ini. 

Masa VOC dan dampak bagi orang Portugis di Makassar

Sejarah terus bergulir. VOC, sebuah kongsi dagang Belanda menaklukkan Malaka. Ini memaksa Portugis mengadakan Perjanjian Batavia pada 19 Agustus 1660. 

Salah satu dampak Perjanjian Batavia adalah bahwa Sultan Hasanuddin diwajibkan mengusir semua orang Portugis dari Makassar pada 1661. Akan tetapi, kata "mengusir" bukan berarti suatu tindakan kasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun