Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Blusukan Risma Menguak Ego Sektoral Penanganan Gelandangan

9 Januari 2021   05:54 Diperbarui: 9 Januari 2021   06:54 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Blusukan Risma - kemensos.go.id

Ibu kota terus menarik kedatangan para gelandangan dari luar Jakarta untuk mengadu nasib. Menurut data Sensus Penduduk tahun 2000,  tercatat 28.364 orang tunawisma yang tinggal di Jakarta. 

Para pemerhati orang miskin tentu paham, mobilitas para gelandangan ini menembus batas-batas adminsitratif. Di mana ada peluang mengais rupiah, di situlah para gelandangan berada. 

Yang diperlukan para gelandangan adalah rumah singgah, pelatihan, serta bantuan permodalan, bukan kontroversi politik.

Alih-alih beradu argumen membela petinggi masing-masing, para pejabat DKI Jakarta dan Kemensos sebaiknya duduk bersama guna mencari terobosan baru bagi kemaslahatan warga.

Demikian pula warga(net) semestinya memandang perkara busukan Risma ini dari sisi humanis juga, bukan politis belaka. Kita jago menyuruh pejabat agar peduli gelandangan. Apakah kita juga sudah berbuat sesuatu untuk orang-orang miskin di sekitar kita?

Cobalah teladan keluarga Madur di Penjaringan, Jakarta Utara yang kisahnya pernah saya tulis di sini (klik saja). Puluhan tahun keluarga Madur yang aslinya bukan DKI Jakarta ini berkorban demi kebaikan anak-anak pemulung dan gelandangan ibu kota. 

Bukankah tugas memperhatikan para kaum papa di ibu kota adalah tugas utama Kemensos, tiap pemda, dan kita semua? Mari kita tunjukkan peran nyata kita membantu para gelandangan dan kaum miskin. Ego sektoral harus segera diakhiri. Salam peduli. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun