Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

James Fowler: Iman Matang Tak Berhenti pada Pemuka Agama

2 Desember 2020   06:10 Diperbarui: 2 Desember 2020   06:13 1453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Enam tokoh pemuka agama yang masing-masing mewakili agama Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu memimpin doa bersama dalam pembukaan perayaan Cap Go Meh Bogor Street Festival, Selasa (19/2/2019).(KOMPAS.com / Ramdhan Triyadi Bempah)

Seribu pohon tumbuh dengan tenang di hutan dan memberi manfaat bagi dunia. Tak seorang pun memuji. Sementara itu, satu pohon tumbang di tepi jalan kota, seisi kota mencaci.

Demikianlah yang terjadi dengan para pemuka agama. Seribu pemuka agama baik, dianggap wajar dan tak pernah diviralkan media arus utama. Satu dua oknum pemuka agama jatuh dalam hal kontroversial, langsung banyak orang mencela. Yang dicela bukan hanya si oknum, tetapi para pemuka agama lain yang tidak salah apa-apa. 

Tak jarang, orang ikut mencela agamanya juga. Padahal, sekali lagi kelakuan oknum pemuka agama atau oknum umat beragama tidak mencerminkan kualitas seluruh pemuka agama dan umat beragama terkait. Nila setitik, rusak susu sebelanga.

Salah satu sebab krisis beriman adalah saat kita kecewa melihat praktik hidup sejumlah oknum pemuka agama. Saya pikir, dalam komunitas keagamaan mana pun, selalu ada krisis dan skandal terkait polah tingkah oknum pemuka agama.

Bagaimana reaksi yang tepat kala menghadapi krisis kepercayaan akibat kelakuan sosok oknum pemuka agama yang kurang baik? Haruskah pertumbuhan iman kita berhenti akibat melihat figur oknum pemuka agama?

James Fowler dan studi tahap perkembangan iman

Dalam perjalanan mencari makna hidup, saya berjumpa dengan gagasan James W. Fowler. Seorang pemuka agama kelahiran North Carolina, Amerika Serikat pada 12 Oktober 1940 ini merintis teori perkembangan iman atau the stages of faith.

Sebelum wafatnya pada 16 Oktober 2015, James Fowler telah menulis aneka buku bermutu. Salah satunya adalah Stages of Faith, The Psychology of Human Development and the Quest for Meaning (1981). 

Buku ini lahir dari penelitian panjang yang telah diawali sejak tahun 1972. Studi tahap perkembangan iman itu melibatkan lebih dari 500 orang, mulai dari yang masih berumur 4 hingga 88 tahun. Rentang usia ini memungkinkan Fowler menyajikan tahap-tahap perkembangan iman.

Tahap-tahap perkembangan iman

Dalam buku Stages of Faith (1981), James W. Fowler mengembangkan teori kematangan iman berdasarkan tahap-tahap yang telah diusulkan oleh Piaget dan Kohlberg. Teori ini dapat diterapkan pada mereka yang menganut agama-agama tradisional maupun mereka yang menganut spiritualitas alternatif atau sekular.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun