Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alkitab Bahasa Minang Sudah Lama Ada, Mengapa Sekarang Dipersoalkan?

6 Juni 2020   05:45 Diperbarui: 6 Juni 2020   15:19 3318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Akun Twitter@margiesandjaya

Kenyataan hidup membuktikan:

- bahasa Yunani (bahasa asli Injil dan Alkitab Perjanjian Baru) dituturkan juga oleh orang nonkristiani. Contoh: diplomat muslim yang bertugas di Athena.

-bahasa Arab (bahasa Al-Quran) dituturkan juga oleh orang nonmuslim. Contoh: jemaat kristiani di Lebanon dan Irak.

Siapa pun bebas mempelajari dan menjadi penutur bahasa daerah dan bahasa apa pun. Akademisi pun sering mempelajari bahasa daerah demi perkembangan ilmu pengetahuan. 

Mengapa harus menolak (aplikasi) terjemahan Alkitab dalam bahasa daerah tertentu, padahal nyatanya bahasa daerah itu dituturkan oleh pemeluk aneka agama dan bisa dipelajari siapa pun juga di luar suku penutur asli? Pelarangan ini adalah wujud gagal paham mengenai batasan penutur bahasa. 

Wasana kata, tulisan ini saya anggit dengan niat baik untuk membuka wawasan soal kebinekaan, kebangsaan, politik berkeadaban, dan kebahasaan. 

Jangan mudah terjebak dalam politisasi agama yang makin marak terjadi dan sayangnya justru merusak kesatuan kita sebagai bangsa.

Salam hormat dan salam hangat bagi semua saja, juga bagi rekan-rekan dan pembaca artikel ini, yang adalah penutur bahasa Minang. Saya kutip salah satu bagian dari dua perintah utama Yesus dalam Injil Matius 22:39 berikut ini: 

"Kasiahilah sasamo manusia, bakcando angkau mangasiahi diri angkau sandiri." Salam kasih. 

Bobby Steven. Penulis adalah pembelajar keagamaan dan bahasa. Dengan senang hati berdialog dan menerima saran di kolom komentar dan surel.

Pojok baca: 1,2,3,4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun