Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Netizen Indonesia Serang Reemar Martin dan "Pelakor" Han So Hee, dari Bikin Malu sampai Korban Hiperealitas

29 April 2020   13:57 Diperbarui: 29 April 2020   14:00 1145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reemar dan Han So Hee - diolah dari IG @rreemar dan @ dan xeesoxee)

Korban Hiperealitas?

Perisakan warganet Indonesia terhadap Reemar Martin dan Han So Hee dapat menjadi tanda bahwa warganet kita telah jadi korban hiperrealitas. Teori hiperrealitas dipopulerkan oleh filsuf Prancis, Jean Baudrillard (1929 – 2007). 

Baudrillard berpendapat, hiperrealitas adalah ketidakmampuan untuk secara sadar membedakan realitas dari simulasi realitas, terutama dalam masyarakat yang teknologinya sudah maju.

Dalam “ The Procession of Simulacra” (1981/1983), Baudrillard mengemukakan dua ide pokok, yaitu "simulasi" dan "hiperrealitas."

"Simulasi" adalah imitasi yang menggantikan kenyataan. Contoh simulasi adalah saat orang melihat foto acara pernikahan yang indah, lantas berkomentar, "Wow, indah sekali pernikahan ini", padahal kenyataan  mungkin tak seindah foto tadi. 

Pernikahan yang indah adalah pernikahan yang tampak indah dalam foto. Ini lah contoh simulasi.

Sementara hiperrealitas terjadi saat suatu hasil rekayasa menjadi tampak lebih nyata daripada kenyataan itu sendiri

Contoh hiperrealitas adalah Disneyland yang diciptakan sebagai simulasi untuk memenuhi fantasi kita akan negeri dongeng. 

Media Sosial dan Tontonan sebagai Simulasi dan Hiperrealitas

Menariknya, seperti dikemukakan Baudrillard, dalam masyarakat modern, tercipta hiperrealitas. Orang sampai tidak bisa lagi membedakan antara yang nyata dengan yang semu.

Ini lah yang sering terjadi saat kita menonton foto-video medsos, sinteron, drama (Korea), dan film. Kita sering terbawa sampai-sampai lupa bahwa yang kita tonton itu cuma simulasi saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun