Tahun 2019 yang baru saja berakhir tentu meninggalkan kesan mendalam bagi kita. Kita bisa mengenang kembali peristiwa-peristiwa penting dalam hidup dan karya kita di tahun yang baru saja berlalu.Â
Bisa jadi, tahun lalu ada di antara kita yang naik pangkat, lulus sekolah, memulai hidup berumah tangga, pindah rumah, dan sebagainya. Mungkin juga ada yang harus kehilangan orang-orang terkasih yang telah berpulang ke alam keabadian bersama Tuhan. Suka dan duka datang silih berganti dalam hari-hari kehidupan di dunia fana ini.
Kilas Balik Aksi Sosial Kami
Saya memilih diksi "aksi sosial kami" karena memang yang terlibat dalam aksi sosial bukan saya saja, namun juga banyak pribadi lain. Kisahnya, tahun lalu saya mengajak sejumlah rekan, juga rekan Kompasianer untuk menolong seorang anak difabel.
Sebut saja namanya Putra. Ia anak yang ceria. Sayangnya, si anak ceria ini tersiram air panas saat ia masih kecil sehingga satu kakinya menjadi cacat. Jari-jarinya lengket dan bentuk salah satu kakinya tak lagi normal sehingga ia kesulitan berjalan.
Putra yang kini sudah bersekolah di sebuah SMP di Kalimantan telah lama ingin mendapatkan kesembuhan. Kebetulan, saya tahu sebuah klinik rehabilitasi cacat di Sumatera Utara. Masalahnya, bagaimana bisa membawa Putra dari Kalimantan ke Sumatera? Ia juga harus didampingi ibu terkasih.Â
Setelah menghubungi sejumlah rekan, syukurlah mengalir bantuan dana untuk Putra. Sejumlah rekan Kompasianer yang saya hubungi secara personal memberikan bantuan dana bagi Putra. Atas perkenan Tuhan YME, dana yang terkumpul cukup untuk memberangkatkan Putra dan Ibunya ke Sumatera Utara.Â
Saat ini kondisi jari-jari kaki Putra sudah membaik. Ia masih harus menanti operasi tahap kedua di semester pertama tahun 2020 ini. Tentu masih memerlukan bantuan dana untuk operasi tersebut.
Kebahagiaan Saat Berbagi
Tentu rasa bahagia membuncah saat mengetahui bahwa berkat bantuan sederhana kita, ada satu orang yang dapat kita tolong. Selalu bahagia saat hidup ini diisi dengan sikap berbagi dengan murah hati.Â
Kita hidup di Indonesia, negeri kaya yang penduduknya masih ada yang sungguh miskin. BPS mencatat, pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 25,95 juta orang (9,82 persen dari populasi).