Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Miris, di Negara-negara Ini Anak-anak Boleh Minta Eutanasia

10 November 2019   06:17 Diperbarui: 12 November 2019   12:43 4390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: AVNphotolab

Euthanasia tidak sah di negara ini. Pada tahun 2018, 221 orang melakukan perjalanan ke klinik Swiss Dignitas untuk "bunuh diri yang dibantu". Dari jumlah tersebut, 87 berasal dari Jerman, 31 dari Perancis dan 24 dari Inggris. Sekitar 1,5% kematian di Swiss adalah hasil dari "bunuh diri yang dibantu."

2. Belanda

Eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan legal di Belanda dalam kasus-kasus di mana seseorang mengalami penderitaan yang tak tertanggungkan dan tidak ada peluang untuk sembuh. Tidak ada persyaratan untuk kriteria sakit parah.

Anak-anak mulai dari 12 tahun dapat meminta bantuan meninggal, tetapi persetujuan orang tua diperlukan untuk mereka yang di bawah 16.

3. Belgia
Belgia mengizinkan  eutanasia dan "bunuh diri dengan bantuan" bagi mereka yang menderita penderitaan tak tertahankan dan tidak memiliki prospek sembuh.

Belgia tidak memiliki batasan usia untuk anak-anak, tetapi mereka harus memiliki penyakit terminal (yang mematikan) untuk memenuhi kriteria persetujuan.

Kemugkinan ada negara-negara lain yang belum masuk dalam daftar di atas karena keterbatasan informasi yang didapatkan penulis atau karena legalisasi eutanasia dan bunuh diri dengan bantuan sedang digodok di parlemen. 

Mengapa eutanasia diizinkan di beberapa negara?

Alasan umum yang dikemukakan untuk mengizinkan eutanasia ialah bahwa satu-satunya "pilihan manusiawi" adalah membiarkan individu yang menderita memilih untuk mengakhiri penderitaan mereka.

Umumnya alasan yang diajukan adalah bahwa seorang pribadi yang dapat memutuskan nasibnya sendiri seharusnya diperbolehkan juga untuk memutuskan untuk mati dalam damai (menjalani eutanasia), terutama saat ia tak tahan lagi menderita penyakit tak tersembuhkan.

Alasan-alasan lain misalnya: eutanasia mempercepat saja kematian yang "sudah dapat diprediksi" sehingga membuat pasien tidak perlu banyak menderita, mengurangi stres pasien dan kerabatnya akibat penderitaan si pasien, menghemat biaya dan sumber daya kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan bagi pasien "yang lebih mungkin disembuhkan dan lebih layak dirawat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun