Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Tak Terlupakan Memandikan Jenazah Pasien AIDS

29 Mei 2019   14:16 Diperbarui: 30 Mei 2019   12:58 7944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi HIV/AIDS(thinkstock/vchal)

Saya mengangguk pelan. Penuh keraguan. 

Memandikan jenazah pasien ODHA memang harus ekstra hati-hati. Sebabnya, virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) memang ada dalam cairan tubuh pasien. Waktu itu sebenarnya saya tidak menyentuh jenazah. Hanya menjadi pengamat saja. 

Pasien seorang laki-laki. Tubuhnya jadi amat kurus karena digerogoti penyakit itu. Kasihan sekali. Sampai sekarang pun saya masih mengingat betapa kurus-keringnya tubuh almarhum.

Stadium Klinis HIV (Sumber: bhaktirahayu.com)
Stadium Klinis HIV (Sumber: bhaktirahayu.com)
Setelah memandikan jenazah pasien, para perawat bercerita sekilas tentang profil almarhum. Ia bekerja di sebuah sektor pekerjaan yang memang rawan gaya hidup beresiko tertular HIV melalui kontak seksual. Tak saya sebut di sini karena saya tidak ingin membuat citra pekerjaan itu buruk. Toh tidak semua pekerja di sektor itu bergaya hidup "bebas". Semua berpulang ke pribadi masing-masing. Tak lama, istrinya dan sejumlah kerabat datang. Isak tangis pecah. Saya ikut bersedih. Tentu tak mudah menjadi kerabat dekat penderita AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

Semasa pasien masih dirawat di RS, mereka pasti juga harus ekstra hati-hati saat membesuk. Bahkan mungkin hanya bisa melihat dari jendela kaca saja. 

Saya membayangkan, jika sampai tetangga tahu keadaan sesungguhnya pasien ODHA ini, mungkin sebagian ikut mencibir keluarga pasien. Sudah jatuh, tertimpa tangga pula.

Oh ya, saya di sini tidak sedang mengatakan bahwa penderita AIDS pasti tertular karena kesalahannya atau gaya hidupnya. Ada juga penderita AIDS tertular karena tanpa tahu, berhubungan badan dengan pasangan suami/istrinya pengidap AIDS,  penggunaan jarum suntik tidak steril (biasanya untuk pengguna NAPZA yang saling berbagi media suntik bekas pengidap AIDS), atau karena penularan vertikal dari ibu pada bayinya.

Sumber: beritabojonegoro.com
Sumber: beritabojonegoro.com
Sekadar berbagi, AIDS tidak menular, antara lain, melalui cara-cara berikut: gigitan serangga, penggunaan toilet yang sama, berbagi alat makan, bersalaman. 

Simak ulasan tentang hoaks cara penularan AIDS berikut: 

Selain itu, ada periode yang cukup lama dari seorang tertular HIV, hingga berstatus HIV positif, dan menderita AIDS.

Sumber: bhaktirahayu.com
Sumber: bhaktirahayu.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun