Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyikapi Viral "Patung Maria Menangis" di Sri Lanka

28 April 2019   07:53 Diperbarui: 4 Mei 2019   23:13 1786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja Katolik belum mengeluarkan keputusan resmi mengenai patung Maria menangis di Sri Lanka.

Biasanya Gereja Katolik memang bersikap kritis terhadap dugaan mukjizat dalam bentuk apa pun. Jangankan peristiwa patung menangis, dugaan mukjizat yang dialami seseorang berkat perantaraan orang kudus pun tidak serta-merta dinyatakan sebagai mukjizat dalam waktu singkat oleh otoritas Gereja Katolik.

Proses Penyelidikan Resmi oleh Gereja Katolik

Gereja Katolik lazimnya mengadakan penyelidikan resmi yang dilakukan oleh keuskupan setempat. Penyelidikan resmi ini tidak selalu dilaksanakan. Jika uskup setempat menilai tidak perlu diadakan penyelidikan atas peristiwa tertentu, tidak akan ada penyelidikan dari pihak Gereja Katolik.

Jika benar diadakan, Gereja Katolik selalu melibatkan ahli lintas disiplin ilmu.

Dalam kasus patung Maria menangis, Gereja dipastikan meminta keterangan dari pembuat patung, ahli bahan pembuatan patung terkait, tenaga medis, laboratorium klinis, kepolisian serta saksi-saksi terpercaya.

Cairan yang menetes dari patung pasti akan diselidiki kandungannya, asalnya (apa dari pengembunan, cat yang mencair, dan seterusnya), dan frekuensi menetesnya.

Tes laboratorium pasti dilakukan untuk mengetahui apakah cairan itu air mata manusia atau darah manusia. 

Jika proses penyelidikan secara menyeluruh telah dilakukan, Gereja dapat mengumumkan hasilnya dengan narasi ilmiah yang dipadukan dengan sikap iman yang sehat.

Lazimnya, Gereja tidak menyimpulkan bahwa patung menangis air mata atau air mata darah adalah mukjizat yang harus dipercayai umat beriman.

Meski penyelidikan menyimpulkan cairan itu air mata atau darah manusia dan asal-usulnya tak dapat dijelaskan secara ilmiah, Gereja biasanya tidak menyatakan "Ini sungguh mukjizat yang wajib kita percayai".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun