Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Miris, Warga Baru yang Beda Agama Ditolak Kampung di Jogja

2 April 2019   19:08 Diperbarui: 2 April 2019   21:01 2888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pradito Rida Pertana/detikcom

Yoeke Indra Agung Laksana, ketua DPRD DIY, mendesak Dukuh Karet merevisi aturan yang melarang warga beda agama dari mayoritas warga setempat untuk tinggal di kampung itu.

"Kalau kita menganggap bahwa kita merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, berarti memang itu (aturan kampung) harus kita revisi," tegas Yoeke.

Yoeke telah berbicara dengan Kepala Dusun Karet. Jawaban yang ia terima, Slamet sudah menerima hasil pertemuan dengan pengurus Dusun Karet.

Slamet boleh menempati kontrakannya hanya selama enam bulan. Setelahnya, Slamet dan keluarga harus pergi meninggalkan Dusun Karet.

Kutipan Aturan Dusun Karet

"Syarat bagi pendatang baru di padukuhan Karet

Bersifat non materi:
1. Pendatang baru harus Islam. Islam yang dimaksud adalah sama dengan faham yang dianut oleh penduduk padukuhan Karet yang sudah ada.

2. Tidak mengurangi rasa hormat, penduduk padukuhan Karet keberatan untuk menerima pendatang baru yang menganut aliran kepercayaan atau agama non islam seperti yang dimaksud pada ayat 1."

Demikianlah kutipan aturan yang membuat Slamet harus pergi meninggalkan rumah kontrakannya. 

Sejatinya, ada empat sesepuh Dusun Karet yang menerima kedatangan Slamet. Akan tetapi, pengurus RT dan Dukuh Karet bersikukuh pada aturan tertulis di atas.

NB: Tulisan ini tidak bermaksud mendiskreditkan pemeluk agama tertentu. Saya sendiri memiliki saudara-saudari beraneka agama dalam keluarga besar. Tak mungkin saya sengaja menyakiti mereka dengan tulisan, perkataan, dan perbuatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun