Mohon tunggu...
Ruang Berbagi
Ruang Berbagi Mohon Tunggu... Dosen - 🌱

Menulis untuk berbagi pada yang memerlukan. Bersyukur atas dua juta tayangan di Kompasiana karena sahabat semua :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Patung Duyung Ancol Berkemben, Ironi Negeri "Berflower"?

29 Maret 2019   09:14 Diperbarui: 29 Maret 2019   17:47 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dua putri duyung berkemben-AFP

Akan tetapi, tak semua pengunjung sependapat. 

"Patung itu tidak mengganggu kami," kata Nanda Julinda, seorang ibu yang datang besama anak-anaknya. "Malah aneh melihat hasil seni diberi selubung seperti itu," lanjutnya.

"Patung-patung itu ditempatkan dekat pantai. Kan memang patung putri duyung, jadi ya nggak pakai kain seperti itu," kata M. Taufik, seorang pengunjung lain.

Keberatan Perupa

Perupa yang membuat patung duyung itu, Dolorosa Sinaga, mengatakan, Ancol Dreamland telah membuat warga kehilangan akses untuk melihat keindahan produk kesenian. "Apa yang mereka lakukan adalah menutup akses warga untuk menikmati seni," kata Dolorosa.

Selama Ini Tak Ramah Keluarga?

Dalam telaah saya, "ramah keluarga" saya artikan "ramah anak-anak". 

Pertanyaan kritisnya adalah, apakah patung putri duyung tak berkemben itu selama ini tidak ramah anak-anak?

Sudah bertahun-tahun patung itu ada, dan sepertinya tidak ada keluhan pengunjung bahwa patung itu tidak "ramah anak-anak".

Kalau yang dimaksud adalah tidak sopan karena patung telanjang, bukankah anak-anak memang belum matang secara seksual sehingga tidak mungkin terdorong berbuat seksual karena melihat patung putri duyung?

Ataukah logika orang dewasa yang dipaksakan sehingga patung putri duyung pun diberi selubung? Pertanyaan berikutnya, orang dewasa mana yang berlogika bahwa patung putri duyung itu tidak pantas dibiarkan tanpa selubung?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun