Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Kiat Menulis Cerita Fiksi ala Mazmo

30 Januari 2023   20:45 Diperbarui: 30 Januari 2023   20:50 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut ini adalah kalimat yang bisa dilanjutkan oleh para peserta KBMN PGRI 28 :

"Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat. ..."

Sebagai poin ke-4, Mazmo membahas tentang Demonstrasi Kontekstual. Pada alur ini para peserta  KBMN PGRI 28 diminta menuliskan 5 tema yang paling disukai dan kuasai. Para peserta dipersilakan menuliskannya di notes HP atau docs atau di mana saja juga di resume.

Sebagai pembahasan kelima yaitu Elaborasi Pemahaman. Pada alur ini Mazmo membuka kesempatan untuk tanya jawab hal-hal yang belum mengerti atau perlu ditanyakan.

Berikut pertanyaan yang disampaikan oleh peserta yang tidak saya rangkum semua namun saya pilih karena akan menambah wawasan saya pribadi atau para pembaca blog saya.

T1 : "Saya Evridus Mangung, Peserta KBMN 28. Cerita fiksi adalah cerita yang didominasi oleh daya imajinasi pengarang. Pertanyaannya adalah adakah latihan khusus agar daya imajinasi penulis benar-benar bisa bekerja optimal dalam menyusun sebuah karya fiksi?"

J1 : "Terima kasih, Pak Evridus. Pertanyaan yang luar biasa. Saya pribadi tidak pernah melakukan latihan khusus. Latihan khususnya adalah dengan terus konsisten menulis. Konsistensi ini akan membuat seorang penulis terbiasa nyaman menulis dalam kondisi apa pun."

Dibawah ini adalah contoh cerpen Mazmo yang mesti kita baca agar kita mendapat gambaran dari pelajarannya, "Kiat Menulis Cerita Fiksi ."

Aku Malas Belajar Menulis Fiksi

Perlahan suara-suara itu menghilang. Satu per satu meninggalkanku sendirian. Kali ini aku berkarib dengan suara kipas angin. Selain itu, deru pelan suara komputer menemani. Layar komputer terlihat terang. Di depannya, aku terpaku menatap sederet kata yang telah kurangkai. Pandanganku kosong. Jemariku masih terdiam di atas papan ketik. Deretan huruf tidak mampu menggoda anganku untuk kembali menarikan jemari. Aku memilih menjadi patung. 

Sayup terdengar langkah kaki mendekat. Setelah itu suara pintu menggesek lantai terdengar didorong. Tak lama kemudian seraut wajah terlihat jelas di pandangan. Dia adalah Bu Ayu, rekan sejawat di sekolahku. Raut wajahnya terlihat berbeda dari biasanya. Kali ini wajahnya terlihat kusam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun