Mohon tunggu...
Nani Kusmiyati
Nani Kusmiyati Mohon Tunggu... Guru - English teacher, Trainer, Writer and Woman Navy

I love teaching, writing and reading

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cara Cerdas Menghadapi Rasa Insecure

29 September 2022   09:54 Diperbarui: 29 September 2022   10:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

CARA CERDAS MENGHADAPI RASA INSECURE

Topik ini saya ambil dari instagram @seputar kuliah. Kali ini saya membahas tentang cara cerdas menghadapi rasa tidak aman (insecure) dalam diri sendiri. Setiap orang pasti pernah merasakan insecure.  

Rasa ketika kita tidak di hargai, tidak diperhitungkan oleh orang lain dan ketika ide-ide kita tidak diterima. Sabar guys (teman-teman) toh mereka juga bukan orang yang sempurna yang tampaknya memiliki segalanya. Pasti ada sesuatu membuat mereka tidak happy, dan insecure.

Nah untuk mengatasi rasa insecure dalam diri sendiri, yang pertama, pastikan bahwa kita bangga dengan hasil jerih payah hingga saat ini. Hargailah dan beri apresiasi terhadap keberhasilan kita sekecil apapun. Hal ini merupakan wujud syukur kita kepada Tuhan YME. Hal ini lebih kepada self love. Gali kembali kemampuan kita juga hobi kita.

 Jadikan apa yang kita miliki menjadi hal yang bermanfaat bagi diri kita pribadi dan orang lain. Misalnya, saat ini kita mulai belajar menulis di blog. Setiap hari menulis hal-hal yang menjadi passion kita kemudian tulisan itu kita share ke teman-teman atau group whatsApp menulis. 

Mulailah ada satu atau dua yang berkunjung ke blog kita dan memberikan komen, baik komen penyemangat atau koreksi dari tulisan kita. Nah kita banggakan, walau belum banyak orang yang membaca tulisan kita. Take it for granted (Terima begitu saja). 

Kita tidak bisa paksakan orang lain untuk membaca blog kita, mungkin mereka sedang sibuk atau bisa berkunjung ke blog kita namun tidak dapat meninggalkan jejak karena mereka tidak memiliki link blog yang sama. Hal ini pernah saya alami ketika ingin meninggalkan jejak di blog salah satu teman yang menulis di kompasiana, karena saya belum membuka link kompasiana akhirnya saya tidak dapat meninggalkan jejak.

Yang kedua, berusaha untuk berhenti membandingkan diri kita dengan orang lain dalam segala hal. Misalnya, kenapa dia bisa sekaya itu ya, padahal masih muda. Sementara saya yang sebentar lagi pensiun masih begini-begini saja. Nah jangan pernah memiliki pemikiran tersebut. 

Dia kaya mungkin memang ayah ibunya, nenek kakeknya memang sudah kaya turun temurun. Tidak anehkan?  Aneh jika dari nenek moyangnya kaya raya dan dia miskin. Pasti ada sesuatu yang tidak tepat terhadap dirinya. Mungkin dia diberi harta banyak tapi pemalas, tidak pandai mengatur kekayaan yang diberikan kepadanya. Itu salah satu contoh membanding-bandingkan kesuksesan kita dengan orang lain.

Yang ketiga, menjaga jarak dengan circle pertemanan toxic. Artinya pertemanan yang membuat kita tidak semakin produktif namun lebih kepada menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat.  Jika kita mengikuti group menulis yang diprakarsai Om Jay salah satunya, maka circle pertemanan itu bersifat positif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun