Jika melihat pengalaman sahabat saya, maka kita dapat menganalisa bahwa rasa kesal dan marah yang tidak beralasan akan melukai hati orang lain dan diri sendiri akan menanggung akibatnya. Rasa pusing akan timbul dan sikap bos yang meledak-ledak akan diingat oleh bawahannya. Memang tidak mudah untuk mengasah kecerdasan emosional namun bisa dipelajari dan dilatih.
Kedua, rasa empati untuk memahami bagaimana jika kita berada di posisi orang lain. Jika seseorang sedih kita perlu membantu menenangkan atau membantunya. Jangan bersikap masa bodoh jika ada orang lain kesusahan. Terlebih jika dia meminta pertolongan kita, karena suatu saat kitapun butuh pertolongan orang lain juga.
Ketiga, mampu mengontrol diri pada hal-hal negatif dan menemukan cara bijak untuk mengekspresikannya. Sebagai contoh ketika kita dipromosikan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi namun ternyata jabatan itu orang lain yang mendapatkan.Â
Pasti kecewa dan kesal. Namun jika kita memiliki kecerdasan emosional maka kita akan berpikiran positif bahwa jabatan itu belum rejekinya dan berusaha untuk tetap mengembangkan diri dengan mengikuti pelatihan atau mengembangkan hobi.
Keempat, mampu memotivasi diri sendiri saat berada di titik terendah. Setiap orang pasti pernah mengalami kondisi terpuruk di dalam hidupnya.Â
Bekerja di suatu institusi dengan fasilitas minimalis dan jarak tempuh berjam-jam. Tabungan sedikit demi sedikit menipis untuk beli BBM dan bayar toll. Tetap disyukuri karena Allah SWT masih memberikan kesehatan juga kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain dan lingkungannya.
Kelima, memiliki social skill yaitu skill dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal, memahami tentang leadership, dan aktif mendengarkan. Â Ketika berkomunikasi kita harus pandai memilih kata-kata yang tepat agar lawan bicara kita mudah memahami dan dapat menerima ide-ide kita.Â
Jangan mendominasi percakapan, berikan orang lain kesempatan untuk mengungkapkan pendapatnya. Jadilah pendengar yang baik.Â
Biarkan lawan bicara kita menyelesaikan kata-katanya. Jika kita seorang atasan, dengarkanlah keluh kesah bawahan kita atau saran-saran yang disampaikannya.
Nah, itu tentang kecerdasan emosional atau emotional quotient (EQ) yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat.
NANI KUSMIYATI
Jakarta, 29 September 2022