Mohon tunggu...
Amanda Ratih Pratiwi
Amanda Ratih Pratiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu dari 2 anak, mencintai hutan, gunung, lautan dan negrinya

Amanda Ratih Pratiwi, Penulis 5 Buku solo, dan 18 Antologi ini adalah Istri dari Lukman Hakim,S.Hut.Msi. Selain aktif di kepengurusan Forum Lingkar Pena Bekasi selama 15 tahun,j uga sering mengerjakan artikel-artikel pesanan. Main2 ke blog saya ya, www.catatanamanda.com, makasih ^^

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanggung Jawab Penerbangan Pun Ada di Tangan Kita

29 Maret 2018   21:24 Diperbarui: 29 Maret 2018   21:29 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Take Off Position, sumber : pixabay

Sudah lama saya ingin berkisah tentang ini, tentang orang-orang yang tak perduli dengan keselamatan penerbangan. Suatu hari ketika saya sedang terbang dari Jakarta menuju Ambon, seseorang di samping saya tengah asyik membalas pesan-pesan, padahal sebentar lagi take off. 

Peringatan dari pramugari dan pramugara yang lewat tak diidahkan, saat itu rasanya saya ingin membentaknya dan ingin berkata, "Kalau Anda ingin selamat naik pesawat, tolong matikan ponselnya" tapi sayang bibir saya kelu saat itu, saya merasa tidak sanggup memarahi orang yang terlihat lebih galak dari saya. Hingga akhirnya ada pramugari yang lewat dan memarahinya, lebih tepatnya berkata sedikit menaikkan intonasi, "Tolong matikan ponselnya bu!" ibu itu kemudian terkesiap dengan muka juteknya ia mematikan ponsel.

Aduuuh... untung saja. Padahal apa susahnya mematikan ponsel sebentar saja, atau kalau mau tetap melihat ponsel sebelum tak off, ponsel sudah dibuat dalam flight mode, ponsel yang sudah dibuat mode ini tentu saja tidak mengganggu sinyal penerbangan. Saat take offpilot harus mendengarkan instruksi penerbangan yang disampaikan oleh pemandu lalu lintas udara. Sinyal ponsel yang dinyalakan akan mengganggu sistem navigasi yang diterima oleh pilot. 

Tau kan bunyi ponsel yang didekatkan ke radio, dreedet....dredeet...dredeet, nah seperti itu bunyi yang akan ditangkap pilot jika saat take off penumpang masih menyalakan ponsel. Akibat fatalnya adalah pilot akan sulit mendengarkan pesan, kalau salah menerima pesan yang terjadi pesawat akan salah kontrol, bahaya fatalnya akan menyebabkan kecelakaan.

Selama ini banyak yang mengira, kalau terjadinya kecelakaan pesawat adalah turbulensi, padahal dalam 50 tahun terakhir dunia penerbangan, turbulensi bukan penyebab utama kecelakaan. Turbulensi wajar terjadi ketika pesawat menembus awan atau arah angin tak wajar. Manusia sendirilah yang lebih sering menyebabkan kecelakaan pesawat. Pasti kamu pengen tau banget, apa penyebab kecelakaan pesawat yang disebabkan manusia? Berikut saya rangkumkan ya..

  1. Merokok di dalam pesawat

Seperti yang kita tahu, merokok tidak hanya merugikan kesehatan tapi juga merugikan lingkungan. Merokok menjadi salah satu penyebab pencemaran udara. Di dalam pesawat, merokok sangat dilarang keras, karena sistem sirkulasi udara di dalam pesawat tidak didesain untuk menangkap asap rokok. Akibatnya jika ada yang merokok, satu pesawat akan sesak nafas. Selain itu Federation Aviation Administration (FAA) di tahun 1989 mengeluarkan larangan merokok di dalam pesawat, sebab api pada rokok percikannya sangat sensitif dan bisa menimbulkan kebakaran. Jadi merokok di dalam pesawat 2x membahayakan penumpang, pertama asapnya, kedua percikan apinya

  1. Jangan meletakkan power bank/pematik api di bagasi

Di China pernah terjadi kebakaran di dalam bagasi sebab power bank yang meledak. Power bank ini diletakkan di dalam tas jinjing yang berada di hatrack. Wah, susah sekali dipadamkan ya?

Sebaiknya jika ingin membawa power bank, bawa power bank dengan ukuran tidak lebih dari 20000 mAh dan masukkan dalam kabin. Jika ukurannya lebih dari 32000 mAh sebaiknya jangan dibawa karena rawan terjadi ledakan. Toh, selama penerbangan kan ponsel dimatikan, jadi power bank otomatis tidak berguna kan? Pematik api juga sangat berbahaya jika diletakkan di bagasi, jika terjadi keledakan pematik ini akan susah untuk di padamkan. Itulah kenapa banyak sekali pematik api yang disita petugas bandara.

  1. Jangan menyalakan ponsel tanpa flight mode

Seperti yang saya sebutkan di atas, menyalakan ponsel tanpa flight mode dapat mengganggu sinyal pesawat. Pilot akan susah menerima pesan masuk yang disampaikan oleh pemandu lalu lintas udara. Kalau pilot saja sudah susah menerima pesan yang disampaikan pemandu lalu lintas udara, pilot akan susah mendengarkan instruksi. Bahayanya pilot bisa salah arah akibat gangguan pendengaran, hanya gara-gara ponsel kita yang menyala.

flight mode, sumber : pixabay
flight mode, sumber : pixabay
  1. Jangan membawa zat cair yang mengandung aerosol/benda-benda berbahan gas

Karena benda-benda berbahan gas yang disimpan dalam tabung lebih dari 100ml dapat meledak dan menyebabkan kebakaran, misal hair spray, atau alat kecantikan yang mengandung gas lainnya. Tekadang sebagai penumpang kita ingin sekali cantik, kemudian membawa hair spray dalam tas, hal sepele seperti ini sebaiknya diperhatikan dan jangan memarahi petugas bandara jika barang kita disita. Petugas bandara hanya menjalankan tugasnya untuk menyelamatkan para penumpang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun