Mohon tunggu...
arthur
arthur Mohon Tunggu... Wiraswasta - .

manusia biasa yang belum masak dan senang menulis..berharap bisa berbagi informasi lewat kacamata sempit, yang tersimpan diruang kecil di bagian otak saya....mencoba meramu masakan hidup dalam aliran kata-kata, dari bahan berupa mata, telinga, hidung, mulut, dan hati....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Melihat Xanana Gusmao di Pinggir Kali

13 Juli 2010   01:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:54 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kay Rala Xanana Gusmao, Perdana Menteri Timor-Timur, membuat saya takjub di Selasa (13/7) pagi, sekitar pukul06.00 WIB.Mengenakan baju putih bergaris lengan panjang, celana kain coklat, dan sepatu kets putih, saya melihat dirinya tak risih ataupun jijik duduk di pinggir kali penuh sampah.

Saya melihat Xanana dengan aktifitasnya tersebut dari gambar berita yang ditayangkan Televisao de Timor Leste (TVTL), dalam program berita Telejornal, yang menyampaikan gambar berita luar biasa itu, bagi saya. Saya tidak tahu bahasa apa yang digunakan oleh TVTL. Mungkin bahasa Tetum sebagai bahasa daerah Timor Leste, atau bahasa Portu. Entahlah. Saya hanya mengerti gambar yang ditayangkan stasiun televisi tersebut. Sangat mengerti, dan harus berdecak kagum untuk sosok Xanana.

Betapa tidak. Sorotan kamera peliput berita menyorot sosok Xanana yang berdialog dengan warganya, saat melihat dari dekat perbaikan jalan dan penyumbatan kali oleh sampah, di suatu daerah. Dialognya mungkin sudah biasa kita lihat, seperti yang dilakukan oleh para presiden dengan rakyatnya. Tapi sumpah, dialog yang dilakukan orang nomor satu di Timor Leste itu bukan dialog biasa.

Mungkin anda bingung dan bertanya : kok situ tau itu bukan dialog biasa????....wong situ ndak bisa bahasa mereka, kok….

Saya akan menjawab pertanyaan tersebut dengan ‘menggambarkan dialog’ yang saya tonton kepada anda.

Xanana Gusmao disorot kamera sedang duduk di pinggir kali berair coklat keruh yang tersumbat. Dengan santai dan tak takut kotor, ia duduk pada semen yang menjadi pembatas kali. Tidak terlihat tangan-tangan saling berkaitan dari para pasukan keamanan, untuk melindungi sosok Xanana. Bahkan, penduduk ramai berada di dekatnya, dengan jarak tak lebih dari dua meter. Hanya terlihat dua orang berkacamata hitam dengan tubuh kekar, yang berdiri manis di belakang Xanana, berbaur dengan masyarakat. Pemandangan yang tak lazim di negara seperti Amerika bahkan Indonesia, yang memberikan pengawalan super duper ketat bagi kepala negaranya.

Lelaki berjanggut itupun tampak santai menghisap dalam asap rokoknya, di bibir kali. Sesekali kepalanya menoleh kiri dan kanan, memperhatikan sampah-sampah plastik tergenang yang dibawa air dari hulu. Ia juga mengarahkan dua orang penduduk yang menaikkan sampah-sampah dari kali, di pintu saluran air menuju jembatan.

Tayangan gambar program berita tersebut yang membuat saya semakin angkat topi pada Xanana Gusmao adalah, tempelan koyo di leher belakang bagian kiri. Koyo tersebut terlihat jelas saat wartawan TVTL mewawancarainya.

Sepengetahuan saya, orang yang memakai koyo identik sedang sakit. Jika benar, ini menunjukkan Xanana Gusmao sangat peduli sekali dengan kondisi masyarakat dan negaranya, tanpa memperdulikan kondisi dirinya sendiri.

Salut untuk Xanana Gusmao. Saya jadi ingin bertemu beliau dan mengobrol akrab. Duduk santai di beranda rumahnya, menikmati segelas kopi panas seraya menyantap kudapan. Bertanya pandangannya tentang hidup dan arti kekuasaan, mimpi-mimpinya yang belum terwujud, hal-hal yang membuat dirinya tertawa dan menangis, ah….semoga….

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun