Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Relasi dan Kesimpulan Materi dan Cerminan Pemikiran Sosok Ki Hajar Dewantara

5 November 2022   06:12 Diperbarui: 5 November 2022   20:28 7758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen pribadi : CGP.7 Kota Samarinda (Diolah via Canva)

Bila sebuah bangsa, ingin bertumbuh menjadi bangsa yang sehat lahir dan batin. Pendidikan yang diberikan harus berpegang pada dasar prinsip nasional, kultur dan budaya (Ki Hijar Dewantara, 1922)

Sejak Lokakarya pertama CGP Angkatan 7 yang diadakan di SMA 5 Kota Samarinda, penulis serasa mendapatkan pasokan ilmu pengetahuan, dan semangat baru sebagai seorang pendidik dan Guru pembelajar. 

Selama ini saya sebagai guru hanya mendengar tentang Guru Penggerak. Apa itu guru penggerak, secara persis saya kurang begitu memahami. Saya hanya membaca beberapa literatur buku yang bercerita tentang guru penggerak secara umum.

Setelah 13 hari mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 7 mulai terbentuk pemahaman secara jelas. Dari pemikiran dan filosofis pendidikan Ki Hajar Dewantara, saya mulai mengetahui apa yang sebenarnya di cita-citakan Bapak Pendidikan Nasional.

Ki Hajar Dewantara di dalam pemikirannya bahkan menyangkal sebuah teori terkenal yaitu "Tabula rasa". Sebuah teori yang berkembang di negara barat yang memandang manusia dilahirkan layaknya sebuah kertas putih yang masih kosong. 

Teori tabula rasa dipengaruhi oleh pendapat seorang filosofi John Locke pada pemikiran empirisme Prancis Bacon (1561-1626). Teori ini ini memusatkan proses belajar pada orang dewasa bukan pada anak. Sehingga keterlibatan anak tidak dianggap penting baik pendapat dan inisiatif mereka.

Bagi Ki Hajar Dewantara tentu saja teori tabula rasa tidak memerdekakan anak di dalam pengajaran dan pendidikan. Dan tidak menempatkan anak sebagai pusat proses pembelajaran. 

Guru sebagai penuntun

Filosofis Pendidikan yang di letakkan Ki Hajar Dewantara adalah pendidikan yang berpusat pada anak. Filosofi pendidikan ini mengharuskan guru sebagai pengajar dan pendidik memberikan tuntunan. 

Guru berperan sebagai sang penuntun. Guru memberi tuntunan pada anak atau siswanya sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak. Baik secara budi terdiri dari Cipta, rasa dan karsa. Dan pekertinya (tenaga) sesuai dengan kodrat sang anak. 

Sejak lahir seorang anak sudah di bekali kodrat alam dan kodrat zaman. Namun kodrat yang dibawa itu masih  garis samar-samar. Ketika dia bersekolah, maka kewajiban gurulah untuk menebalkan garis samar-samar tersebut.

Dan sebagai guru menjadi penuntun anak didiknya sesuai kekuatan kodratnya. Dengan tujuan mulia agar anak sebagai manusia dan bagian masyarakat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Pengalaman Baru Konsep Pendidikan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun