Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Hadiah untuk Guru, Sebungkus Nasi Kuning buat Guru Saat Bagi Rapor

30 Juni 2022   20:51 Diperbarui: 1 Juli 2022   08:26 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi sedikit rejeki, berupa hadiah uang tunai, dan sembako, buat mantan Kepala Sekolah waktu SMA, oleh Ikatan Alumni (Dokpri)

Mungkin, kalau seluruh siswa berpikiran yang sama, orang tuanya. Mungkin saya akan menerima hadiah 23 bungkus nasi kuning. Saya hanya tertawa geli di dalam hati.

Nasi kuning itupun, saya berikan kepada seorang siswa yang tidak membawa bekal di saat bagi rapor. Seorang anak yatim, dikelas saya, yang kesehariannya dirumah tinggal bersama nenek. 

Mungkin saja di saat anak-anak yang lain bergembira, akan menerima rapor, sambil makan-makan di kelas. Sedangkan anak tersebut, belum makan sedari rumah. 

Mungkin saja, karena saya mengajar di SD, jadi hadiahnya cuman sebungkus nasi kuning, dengan lauknya sebiji telor ayam. Entahlah, kalau ngajar di SMP, SMA/SMK. Mungkin lain lagi ceritanya.

Apa masih bisa terjadi Gratifikasi di Sekolah?

Mungkin iya, mungkin juga tidak. Karena yang namanya guru di Sekolah Dasar, jangankan pemberian hadiah yang wah, untuk keperluan buku pelajaran berupa paket pun, disediakan sekolah yang dibelikan dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Membeli seragam sekolah, buku, dan kelengkapan atribut di SD, sudah lama dilarang oleh dinas. Bahkan lambang lokasi sekolah pun, sekolah tidak berani melakukan pengadaan. Itulah yang terjadi di SD.

Ada sekolah yang berani menjual buku, seragam sekolah, resikonya Kepala Sekolah, akan diganti atau turun jabatan menjadi guru biasa. Karena saat ini, orang tua murid, ketika ada dibebani membeli seragam sekolah, buku, dan lainnya, yang di haruskan membeli.

Dengan mudah Orang tua siswa, menulis di media sosial, dengan berkeluh kesah, curhat, yang kemudian mengundang ratusan komentar dari medsos tersebut. Dan menjadi viral. Bisa ditebak, implikasinya adalah kepada Sekolah yang dibicarakan, baik guru, maupun kepala sekolahnya.

Sekarang, tak perlu orang tua murid, melapor ke Dinas Pendidikan, kekantor Walikota ataupun bupati, di suatu daerah. Cukup menulis di medsos, maka akan menjadi viral.

Pergeseran nilai, dan pemberian hadiah oleh orang tua siswa kepada guru, seperti zaman dulu, sulit ditemukan lagi. walaupun tidak menutup kemungkinan masih ada.

Namun memberikan hadiah kepada guru, menurut pendapat saya tidak masalah, buat guru PNS yang sudah pensiun. Seperti halnya saya beserta teman sekelas waktu di SMA, mencari guru-guru waktu SMA, yang masih hidup, untuk sekedar berbagi rejeki kepada beliau, di setiap bulannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun