Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masihkah Majalah Dinding Digunakan di Sekolah?

15 Juni 2022   19:17 Diperbarui: 15 Juni 2022   19:24 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buletin mingguan sekolah (Dokpri)

Majalah dinding (Mading), merupakan media yang biasa digunakan di sekolah, untuk menyampaikan informasi berupa pengumuman baru. Selain itu, Mading di tahun 1990-an, menjadi ajang kreasi siswa SMP, SMA yang dikelola oleh Organisasi Intra Sekolah (OSIS).

Pengurus OSIS, menjadi pengelola Mading, bertindak sebagai Redaktur, layaknya di harian media cetak, surat kabar atau majalah. Setiap minggu, pengurus OSIS mengganti kiriman siswa, berupa Puisi, Cerpen, cerbung, ataupun karikatur. 

Dan setiap hari senin, setelah upacara bendera, bagi siswa yang menggemari tulisan, berupa cerpen, puisi, ataupun gambar lucu, berdesakan didepan papan Mading.

Melihat hasil karya para penulis, dan karikatur yang dipajang di Mading. Terkadang, dari sebuah Puisi, ataupun Cerpen yang ditulis, para penikmat mading, sangat terkesan. Terkadang ada saja yang ingin bertemu dengan pengarangnya. Dan kebanyakan tulisan yang dipajang di mading, menggunakan nama samaran.

Masihkah mading digunakan sebagai media menulis di Sekolah?

Di Sekolah Dasar (SD), kebiasaan menulis di Mading, memang jarang terdengar. Mungkin ada, tetapi harus melalui bimbingan guru, dan biasa di SD unggulan, ataupun internasional.

Kebanyakan berada di SMP, ataupun SMA. Karena di tingkat lanjutan dan menengah, ada OSIS, yang mewadahi siswa untuk mengembangkan kreativitasnya, sesuai bakat dan hobinya masing-masing. 

Mading, memang sarana efektif melatih siswa yang mempunyai hobi menulis cerpen, puisi, ataupun membuat karikatur. Sebuah mading, tidak akan lengkap, tanpa ada karikatur. Karikatur merupakan gambar lucu, yang biasa bernada menyindir, ataupun satire. 

Menurut pengamatan penulis, dibeberapa sekolah, Mading tidak sepenuhnya lagi seperti tahun 90-an, sebagai media seni, dan menulis. Atau bisa juga sebagai kegiatan menyampaikan berita terbaru di sekolah. 

Kebanyakan Mading sekarang, hanya digunakan sebagai papan pengumuman ujian sekolah. Dan juga tidak ada lagi pengurus OSIS yang mengurusnya, layak seperti redaksi di surat kabar. Dan memang, zamannya sudah berbeda. 

Mading sekarang, sepenuhnya berganti menjadi buletin sekolah, yang ditulis secara online. Dan dikelola oleh redaksi sekolah, bagi siswa atau guru yang menyukai menulis bisa berkirim tulisannya ke redaktur sekolah, melalui email, ataupun whatsaaps. Dan tulisan diterbitkan layaknya di media Kompasiana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun