Mohon tunggu...
Riduannor
Riduannor Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Citizen Journalism

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bertemu Gadis Bermata Sayu

12 Mei 2022   22:57 Diperbarui: 12 Mei 2022   23:04 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Gadis bermata sayu (Dokumen pribadi)

Pagi ini, diruangan kantor sekolah semua guru sudah berkumpul. Semua guru yang terlibat mengawas, hadir semua. 

"Assalamualaikum," tiba-tiba 3 orang laki-laki, dan 1 orang prempuan berdiri didepan pintu, sambil tersenyum ramah. 

"Walaikum Salam," Sahut semua guru-guru bersamaan. Semua guru berdiri, dan satu persatu bersalaman dengan tamu penting dari dinas kecamatan dan propinsi Kalimantan timur. 

Serasa Surprise, kami guru-guru yang bertugas didaerah transmigrasi dan kampung-kampung terpencil. Mendapat kunjungan khusus dari pejabat propinsi. Terlebih ketika perkenalan, mengetahui ada beberapa guru dari Samarinda, beliau sangat senang sekali mendengarnya. Karena memang jarang sekali pejabat dari ibukota ataupun kabupaten berkunjung. Karena kondisi jalanan yang sulit dilalui ketika hujan. 

Sambil mendengarkan arahan dari pejabat dinas pendidikan dan kebudayaan propinsi, dan dilanjutkan oleh kakandep kecamatan, sedari tadi sepasang mata yang sayu selalu menatap kearahku. Dan bila kulihat wajahnya, dia tersenyum. sepertinya orangnya humble.

"Apakah ini stap tata usaha baru kakandep kecamatan yang dimaksudkan Pak jamiat," tanyaku dalam hati. 

Cantik, kulitnya putih dengan rambut hitam panjang sebahu, sedikit bergelombang. Dengan perawakan yang mungil, dengan menggunakan pakaian hitam putih. Serasa serasi banget dibadannya. "Siapa namanya?," tanyaku lagi didalam hati.

Mataku dan gadis tersebut, serasa bercakap-cakap didalam hati.  Rasa ingin tahu satu sama lain. Seribu kata dan pertanyaan mengganjal dihati. Setelah pengarahan dari pejabat dinas, dan dilanjutkan arahan seputar mengawas ujian oleh Kepala Sekolah induk kami mengawas ujian. Para tim monitorong dari dinas kemudian pergi, termasuk gadis bermata sayu tersebut. Mereka katanya pergi ke sebuah penginapan yang disiapkan buat menginap selama monitoring Ujian nasional, dan besok paginya kembali lagi ke Ibukota kabupaten. 

"Ada yang titip salam pak," sapa pak Jamiat. Aku terkaget, dari lamunan. "Siapa pak, yang titip salam," tanyaku.

"Itu, tadi Ibu monitoring ujian, dia minta tolong disampaikan." 

"Oh ia, terimakasih pak atas penyampaiannya," jawabku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun