Mohon tunggu...
Nur Fadilah
Nur Fadilah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Pelindungku di Perantauan

24 Desember 2017   01:10 Diperbarui: 24 Desember 2017   07:35 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hay kompasioner ?? Kalian pernah ngrasain hangatnya pelukan malaikat gak saat kamu merantau ??

Ini kisah malaikat ku saat ku berada di perantauan !!

Saat gue pertama kali menginjakkan kaki di pulau madura yang indah ini, tanpa satupun gue kenal orang terutama mereka yang mayoritas orang madura. Gue emang sulit yang namanya beradaptasi dengan lingkungan disekitar apalagi lingkungan yang baru gue injak. Gue termasuk anak yang manja, putri bungsu dari keluarga yang tak kaya dan ayahku meninggal saat aku duduk di kelas 2 SMP. 

Gue ingin mandiri dan ingin ngerasain hidup jauh dari mama dan saudara, gue juga ingin mengejar mimpi-mimpi gue yang sudah gue tulis 100 lebih di dairy. Kuliahlah tujuan gue selanjutnya agar gue bisa mandiri dan madura lah pilihan gue terakhir, gak ada pilihan lain selain disini untuk  mengejar beasiswa gue. Awal pertama gue masuk asrama itu karna terpaksa dari mama yang gak ingin gue hidup di dunia bebas, oke gak masalah. Gue punya kenalan satu kamar bermacam-macam daerahnya. 

Zana,Icha,Pipin,Ririn,Rini menurut pandangangue mereka anak dari orang punya beda lagi dengan gue yang gak semewah baju dan benda yang mereka pakai. Kami saling bertukar cerita, akhirnya kami menjadi sahabat. Zana adalah sahabat paling dekat dengan gue. Dia sudah gue anggap sebagai kakak gue. Watak dia sudah dewasa, dan sama gue itu perhatiannya luar biasa. 

Suatu hari gue kelaparan dan akhirnya jatuh sakit. Zanalah yang berusaha menyelamatkan gue dari mulai pingsan sampai gue masuk rumah sakit. Merawat gue hingga di suapin di mandiin semua dia yang ngerjain. Gue sangat berterima kasih atas jasa-jasa yang sudah dia berikan.

Suatu hari gue bertengkar hebat dengannya sampai gue benci dengan apa yang dia lakukan. 2 hari gue diemin dan akhirnya saya mengeluarkan ego elama 2 hari ku pendam. Gue marah, gue maki, gue olok-olok sampai dia menanggis. Tapi apa respon dia, dia cuma bilang "maafin aku yang belum bisa jadi kakak yang baik untuk mu kawan ?" Sambil memeluk gue. Dan disitulah hati ku lumpuh total dengan kata-kata yang dia ucapkan. 

Subhanallah, Sungguh Tuhan tidak tidur. Tuhan mengirim malaikat manis ke dua yang menjaga dan melindungi gue di saat jauh dari ibu. Gue sangat bersyukur memiliki malaikat yang selalu memeluk gue walau keadaan apapun dan sejelek apapun gue..

Tuhan jaga malaikat-malaikat ku, lindungi dia sebagaimana mereka melindungi ku !! Amin..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun