Mohon tunggu...
Diah Chamidiyah
Diah Chamidiyah Mohon Tunggu... pegawai negeri -

masih harus banyak belajar

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mu'jizat Bersedekah

8 Juni 2011   10:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:44 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jarum jam menunjukkan angka antara sembilan dan sepuluh. Wah, ternyata sudah setengah sepuluh malam, saatnya untuk memberikan hak pada tubuh untuk beristirahat. Aku pun bersiap menuju kamar, akan tetapi, tiba-tiba HP ku berbunyi... Oh, ternyata ada SMS masuk, dengan bahasa singkat: "Bu, aku minta doanya ya bu, tadi aku dikasihtahu kepala, aku mau ditarik dibuku tanah. Semoga lancar bu." Semula bingung juga baca SMS ini. Dari siapa? kok pake bahasa alay begini? nama pengirimnya tidak ada dalam memory HP, kok sok akrab? Setelah dibantu suami, maka aku jadi paham dari siapa SMS tersebut. Ternyata murid yang sudah lulus 3 tahun lalu. Dia anak bungsu yang merawat ayahnya seorang diri. Ibunya sudah meninggal, sedangkan kakaknya sudah berkeluarga semua. ketika temannya mengajak merantau, dia tidak mau karena merawat bapaknya. Setelah lulus SMU, dia mendapat pekerjaan sebagai cleaning service di sebuah RS swasta dengan status tenaga kontrak. Setelah 6 bulan, ternyata kontraknya tidak diperpanjang, dia pun bingung mencari kerja lagi. Setelah sempat menganggur 1 bulan, dia ditawari menjadi OB di kantor pertanahan. Dia pun menerima dengan suka cita. Lebaran tahun 2009 dia berkunjung ke rumah, sempat pula curhat masalah pekerjaannya. Saat itu, sikap dan tutur katanya sudah mulai mengalami peningkatan. Mungkin akibat pergaulan dengan orang-orang kantoran. Sudah mulai agak dewasa. " Gaji saya sudah hampir sejuta bu, tapi kok ga ada 'bekasnya'? serasa kayak masih jadi OB di RS yang hanya dapat gaji 250 rb. Gimana donk bu?" kata dia sewaktu berkunjung dirumah. Suami juga ikut nimbrung. "Lho? emangnya kamu pake apa aja? mungkin kamu sering hura-hura ma temanmu?" saya balas bertanya " Enggak pernah bu, selesai kerja, saya langsung pulang. Paling kalo malam minggu nongkrong di alun-alun. Saya juga tidak merokok, tapi gaji saya kok selalu kurang ya bu?" "Bagaimana dengan ibadah kamu? Sholat? Sedekah? rutin ga?" tanya suami saya " Itulah pak, kalo untuk sholat 5 waktu, saya rajin pak, tapi sedekah? ga pernah pak." katanya " Coba pake rumus Al-Qur'an, 'Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah (sedekah) adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir pada tiap bulir, sama dengan seratus biji. Allah melipatgandakan (rejeki) bagi siapa yang Dia kehendaki' (QS: 2 ;261) begitu lah janji Allah. Kalo kita yakin, insya'allah akan terwujud. Makanya jangan ragu-ragu untuk bersedekah." kata suami " Masak sih pak?" tanyanya " Begini, murid saya ada yang sudah membuktikan kekuatan sedekah. Dia, namanya Aris, setiap hari menyempatkan sedekah, walaupun hanya seratus rupiah. Nah, dia sudah sukses dengan kafe burger jamur dan juga menang beberapa perlombaan antar mahasiswa. Dia juga mendapat beasiswa dari UGM, padahal dia tidak pernah daftar. Setiap chatting, dia menyebutkan bahwa semua yang sudah dia capai karena sedekah setiap harinya. Dia sangat percaya bahwa sedekahnya akan dibalas Allah berlipat-lipat." kata semuani sambil tersenyum Dia cuma mengangguk-angguk. "Masih ingat pelajaran Ekonomi? coba sisihkan sebagian gajimu untuk tabungan, jangan semuanya dipake untuk jajan. Suatu saat kamu akan menikmati hasil tabunganmu. Paling tidak, kamu bisa melanjutkan kuliah, disamping tetap bekerja." Kataku "Baik bu, saya akan mencoba dua-duanya." katanya dengan optimis Seminggu setelah kunjungan kerumahku, dia telpon. "Bu, saya sudah merasakan manfaat dari sedekah bu, sekarang saya sudah merasa tenang bu." katanya dengan gembira. Setelah itu, dia juga sering berkunjung dan mengirimkan kabar. Kabar terakhir dari dia adalah dia ditawari menjadi staf di kantor pertanahan. Dia juga cerita kalo Kepala kantornya bilang bahwa jarang ada yang baru bekerja 1 tahun tapi sudah ditawari menjadi staf.  Bukan main senangnya dia, bahkan sampai tidak bisa tidur. Ketika saya membalas SMS nya, diapun langsung menelpon dan terdengar sangat bahagia. Dia berjanji mau menuntut ilmu di bangku kuliah dengan tetap bekerja. Saya hanya bisa berpesan supaya dia makin rajin bekerja, banyak bersyukur, serta tetap rajin beribadah. Semoga dengan beribadah, dia tidak terkontaminasi pengaruh buruk rekan-rekannya yang lain, yaitu suap menyuap. Salam,

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun