Mohon tunggu...
Timur  Suprabana
Timur Suprabana Mohon Tunggu... -

tangguh, penuhCinta, bahagia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Tua

25 Oktober 2018   01:11 Diperbarui: 31 Oktober 2018   14:07 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: timur suprabana


ia, hati yang tua itu, membiarkan diri
duduk, pada kursi rotan, di beranda
: menghadap ke malam
yang tak henti menggodanya
dengan janji soal fajar
atau semacam kemudaan
di mana kenangan dari banyak cinta
pernah berulang mempedaya

lalu angin, atau mungkin yang ia sangka angin,
menyelinapi helaihelai daun dari pohon sawo
yang tumbuh di latar, pada pojok kanan,
dekat tiang lampu tanpa bohlam
yang segera menghantar benak pada ingatan
tentang kursikursi, entah sejak kapan,
kehilangan sandaran tangan
dengan pelitur mengusam pucat di banyak bagian

sudah lama, selalu begitu, tiap selepas isya,
ia, hati yang tua itu, membiarkan diri
duduk, pada kursi rotan, di beranda

menghadap ke malam
.....

diamdiam rindu pada kapan terkubur di makam
: sebuah dunia
nan tak terkata

di mana badan
kalis dari sintuh segala tua
.......

di mana usia
tak lagi diberati umur
...........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun