Mohon tunggu...
Blasius Erik Sibarani
Blasius Erik Sibarani Mohon Tunggu... Penulis - Blasius Erik Sibarani adalah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Medan jurusan Akuntansi, memiliki hobby menulis, membaca, dan bermain sepakbola.

Blasius Erik Sibarani adalah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Medan jurusan Akuntansi, memiliki hobby menulis, membaca, dan bermain sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Stop Bakar Hutan, Hutan sebagai Paru-paru Dunia

23 September 2019   21:52 Diperbarui: 23 September 2019   21:55 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saat ini sedang marak terjadi kasus kebakaran hutan yang mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan dan juga bagi manusia. Kita dapat melihat dimana-mana lingkungan kita sudah dicemari dengan kabut asap. Sangat disayangkan dengan tindakan para mafia-mafia yang tidak bertanggung jawab atas pembakaran hutan ini.

Kebakaran hutan ini sudah mengganggu proses belajar anak didik, dimana sekolah diliburkan akibat dari asap ini. Kita tahu bagaimana rasanya anak didik tidak sekolah, mereka akan menjadi malas, pikiran mereka tidak akan berkembang, karena mereka terus beradadi dalam rumah.

Kita sebagai manusia, tidak sepantasnya membakar hutan sembarangan, karena hutan merupakan sumber oksigen yang terbesar, tanpa adanya hutan, bisa kita bayangkan gimana nantinya hidup kita.

Hutan menjadi paru-paru dunia, hutan menopang hidup kita. Tindakan membakar hutan itu sama halnya dengan tindakan memperburuk dan memperpendek usia bumi. Kita harus menjaga kelestarian hutan, kita harus menanam tumbuh-tumbuhan agar hidup kita nyaman dan kita bisa menghirup udara segar di setiap harinya.

Beberapa tahun sering terjadi kasus kebakaran hutan, bukan hanya di Indonesia saja tetapi juga di negara lain, seperti di Brazil yaitu hutan Amazon, kita tahu hutan amazon merupakan salah satu hutan hutan tropis terbesar di dunia.

Sangat disayangkan, hutan ini menjadi sasaran para oknum yang tidak bertanggung jawab, yang ingin merusak lingkungan dan mendapatkan lahan. Dalam ekosistem hutan, banyak terdapat hewan-hewan atau makhluk hidup lainnya yang hidup di hutan.

Bisa kita bayangkan jika hutan terbakar, pastinya ekosistem di hutan akan hilang dan hangus. Kebakaran hutan di Indonesia yang baru-baru ini banyak membunuh hewan lainnya seperti ular, monyet.

Sedih rasanya melihat kejadian ini, melihat hewan-hewan mati terpanggang. Bagaimana pikiran kita, bagaimana perasaan kita melihat hal ini, apakah kita tidak merasa sedih?

Kita sebagai manusia tidak sepantasnya bersikap serakah, melainkan kita harus menjaga ekosistem hutan agar tetap terjaga dan terawat demi keindahan dunia dan lingkungan. Kita harus mencintai alam sekitar, karena alam sekitar kita bisa hidup dan menjalani keseharian dengan lancar.

Oleh karena itu, marilah kita saling menjaga kelestarian hutan, marilah kita menanam pohon disekitar lingkungan kita agar mencerminkan suasana dan kondisi yang menyenangkan dan nyaman.

Mari bersama-sama katakan #stop bakar hutan, #save hutan, #save bumi kita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun