Mohon tunggu...
Blasius Erik Sibarani
Blasius Erik Sibarani Mohon Tunggu... Penulis - Blasius Erik Sibarani adalah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Medan jurusan Akuntansi, memiliki hobby menulis, membaca, dan bermain sepakbola.

Blasius Erik Sibarani adalah seorang mahasiswa di Universitas Negeri Medan jurusan Akuntansi, memiliki hobby menulis, membaca, dan bermain sepakbola.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bidikmisi, Langkah Awal dalam Menggapai Cita-cita Anak Bangsa yang Tergolong Miskin

8 Juni 2019   11:04 Diperbarui: 8 Juni 2019   11:08 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Saya bernama Blasius Erik Sibarani berasal dari Kecamatan Laguboti Kabupaten Toba Samosir Provinsi Sumatera Utara. Saya adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, saya lahir di Bengkulu, 07 Februari 1999. Awal kisah saya bisa meraih bidikmisi sehingga bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi negeri yaitu di Universitas Negeri Medan jurusan Pendidikan Akuntansi yang dimana sekarang saya sedang menjalani semester 4. Awalnya saya tidak yakin lagi bisa melanjutkan studi ke perguruan tinggi karena kondisi perekonomian keluarga yang tidak memungkinkan saya untuk lanjut studi. Ayah saya tidak dapat bekerja terlalu berat, karena ayah saya mengalami serangan jantung disaat saya masih duduk di bangku SMA kelas XI dan ibu saya tidak dapat bekerja sama sekali karena ibu saya mengalami penyakit tuna netra disaat saya masih berumur 8 tahun (kelas III SD) sampai sekarang. Hari-hari saya selalu dipenuhi dengan rasa sedih yang mendalam, seakan-akan saya tidak bisa menerima keadaan seperti ini dan ingin mengakhiri segalanya. Selain itu, pikiran saya selalu dipenuhi dengan hal-hal yang negatif dibandingkan dengan hal-hal yang positif.

            Pada saat saya akan tamat dari SMA, saya berpikir bahwa saya tidak dapat lagi melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan saya ingin menyerah, tetapi tiba-tiba seorang guru favorit saya waktu SMA menghampiri saya dan menganjurkan saya untuk mencoba bidikmisi, terlebih lagi bahwa saya selama SMA meraih juara dua umum dan satu umum yang dalam arti bahwa saya memiliki sebuah potensi akademik yang harus dikembangkan lagi untuk kedepannya supaya potensi yang saya miliki tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Hal inilah yang membuat guru saya menganjurkan saya untuk mencoba bidikmisi.

            Setelah pendaftaran bidikmisi dibuka, saya langsung mengurus berkas-berkas yang menjadi syarat untuk melamar bidikmisi, seperti surat keterangan tidak mampu, rekening listrik, foto rumah, dan dokumen lainnya. Selesai saya mengurus dokumen-dokum yang dibutuhkan, saya langsung mendaftar bidikmisi melalui link bidikmisi yang tersedia. Setelah saya selesai mendaftar bidikmisi, disitu saya mulai bersemangat dan saya selalu berkata "saya pasti bisa melajutkan studi, Yesus Memberkati", hari demi hari berlalu tibalah waktunya pendaftaran SNMPTN dibuka, dan saya langsung mendaftar jalur SNMPTN dengan memilih 3 jurusan di 2 PTN, tetapi pada saat itu saya tidak lulus jalur SNMPTN dan disaat itu saya tidak langsung menyerah, karena saya berpikir bahwa kesempatan masih ada untuk lanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu melalui jalur SBMPTN, sehingga saat kegagalan saya, saya langsung fokus belajar untuk bisa lulus melalui jalur SBMPTN-Bidikmisi. Pendaftaran SBMPTN dibuka dan saya mendaftar langsung. Dalam jalur SBMPTN ini saya memilih proram studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi di Universitas Negeri Medan serta program studi Ilmu Administrasi Niaga di Universitas Riau. Pada saat pengumuman SBMPTN telah tiba, disitu saya merasa gemetar dan berpikir "jika saya tidak lulus, bagaimana kelanjutan saya Tuhan?". Saat saya melihat pengumuman melalui internet, ternyata dan ternyata Yesus berkehendak kepada saya dan saya lulus di pilihan pertama yaitu program studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Negeri Medan. Pada saat itu juga saya langsung sujud bersyukur dan berdoa kepada Yesus Kristus yang sudah membantu saya untuk menghadapi segala tantangan dan memberikan kemenangan bagi saya. Setelah itu, saya memberitahukan hasil pengumuman SBMPTN ke orang tua saya, dimana saat itu saya berkata kepada orang tua saya "Ibu, Bapak saya lulus SBMPTN-Bidikmisi di Univeritas Negeri Medan jurusan Pendidikan Akuntansi dan mengenai biaya kuliah, semua ditanggung oleh pemerintah Ibu, Pak", saat itu juga kedua orang tua saya langsung terharu dan meneteskan air mata bahagia dan mengucap syukur kepada Yesus sambil memeluk saya dengan erat. Hari demi hari berlalu, tibalah saatnya untuk melakukan daftar ulang ke Universitas Negeri Medan dan saya berangkat ke Medan untuk melakukan daftar ulang. Selesai daftar ulang dan segala urusan administrasi, tibalah saatnya untuk pengenalan kampus atau sering disebut dengan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK). Saat itulah saya dan teman-teman saya yang lain dinyatakan sah sebagai mahasiswa Universitas Negeri Medan dengan menyebutkan sumpah mahasiswa. Setelah saya sah menjadi seorang Mahasiswa penerima bidikmisi, saya memiliki target menjadi salah satu generasi emas bangsa, menjadi agent of change, saya ingin berkontribusi bagi bangsa baik secara langsung maupun tidak langsung demi kemajuan bangsa dan negara.

            Saat ini banyak siswa/I Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan yang memiliki potensi akademik tetapi tidak melanjutkan studinya ke perguruan tinggi. Padahal siswa/I tersebut pastinya memiliki impian, cita-cita, dan hasrat yang tinggi, dimana cita-cita tersebut harus dicapai untuk membuahkan hasil yang maksimal bagi dirinya dan juga bagi keluarganya. Jika cita-cita yang sudah mereka rencanakan tidak berjalan sesuai harapan, maka akan dapat berakibat fatal bagi dirinya sendiri seperti terjadinya putus asa, merasa tidak bisa lagi sukses, dan bahkan bisa mengakibatkan tindakan bunuh diri yang berujung pada kematian. Siswa SMA dan SMK disekolah pasti dianjurkan gurunya untuk melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi lagi, supaya ilmu yang dia dapatkan semenjak SMA/SMK tidak hilang melainkan akan semakin bertambah dan juga pastinya akan bermanfaat bagi kalangan masyarakat. Oleh karena itu, siswa SMA/SMK sangat penting untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi agar kedepannya cita-cita yang mereka harapkan bisa terwujud serta akan dapat terciptanya generasi emas bangsa. Akan tetapi, masalah faktor yang mengakibatkan banyaknya siswa/I yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi harus diatasi dan harus diredam supaya mereka bisa melanjutkan studinya. Faktor yang mengakibatkan banyaknya siswa yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi yaitu faktor biaya/ekonomi keluarga. Faktor inilah yang menjadi salah satu penghambat hasrat siswa untuk melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi, karena tanpa adanya ekonomi yang cukup, maka akan sangat sulit untuk melanjutkan pendidikan.

            Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, tahun ajaran 2010/2011 terdapat 1,08 juta mahasiswa baru. Sementara, pada 2014/2015 mencapai 1,45 juta mahasiswa baru. Sayangnya, hanya 8,15 persen dari total penduduk usia 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikannya ke tingkat perguruan tinggi. Riset yang dilakukan PT Haruka Evolusi Digital Utama (HarukaEDU) tahun 2018 menyebutkan, 79% lulusan SMA/SMK yang bekerja tertarik untuk melanjutkan kuliah. Namun 66% dari keseluruhan responden mengaku terkendala biaya. Dari data riset diatas, dapat penulis simpulkan bahwa jelas siswa SMA/SMK pada dasarnya memiliki keinginan melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi, tetapi akibat dari faktor biaya/ekonomi sehingga mereka harus mengubur hasratnya untuk melanjutkan studinya. Permasalahan faktor biaya/ekonomi yang sebagai penghambat hasrat siswa untuk melanjutkan studi kejenjang perguruan tinggi saat ini dapat diredam dan diatasi dengan baik. Hal ini terbukti dimana pada era presiden Bapak Susilo Bambang Yudhoyono melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Nasional pada tahun 2010 telah merilis program yang sangat bermanfaat bagi siswa yang ingin melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi tetapi terkendala biaya/ekonomi yaitu disebut dengan program "Bidikmisi".

Program bidikmisi merupakan bantuan biaya pendidikan dan bantuan biaya hidup dari pemerintah bagi lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang memiliki potensi akademik baik tetapi memiliki keterbatasan ekonomi. Berbeda dari beasiswa yang berfokus pada memberikan penghargaan atau dukungan dana terhadap mereka yang berprestasi (Pasal 76 UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi). Walaupun demikian, syarat prestasi pada bidikmisi ditujukan untuk menjamin bahwa penerima bidikmisi terseleksi dari yang benar benar mempunyai potensi dan kemauan untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.

Jumlah penerima beasiswa bidikmisi dari tahun 2010-2012 mengalami perkembangan, jadi dapat penulis simpulkan jumlah penerima bidikmisi mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 ini, dimana pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) akan meningkatkan kuota penerima bidikmisi yang pada tahun 2018 mencapai 85.000 mahasiswa dan tahun 2019 akan dinaikkan menjadi 130.000 mahasiswa di seluruh Indonesia.

Saat ini sudah sangat nyata bahwa program bidikmisi telah berhasil menghasilkan sumber daya insani yang mampu berperan dalam memutuskan mata rantai kemisikinan dan pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa/i bidikmisi mempunyai semangat tinggi serta perjuangan yang tanpa lelah untuk menggapai cita-citanya. Banyak sekali mahasiswa/i bidikmisi perguruan tinggi di indonesia yang telah menoreh banyak prestasi lokal, nasional, maupun global. Dari itulah bidikmisi sangat membantu indonesia untuk mencapai kemajuan, kalau saja pemerintah tidak memberikan bantuan bidikmisi maka para mutiara bangsa yang terpendam tidak akan dapat memunculkan dirinya dan mengubah wajah indonesia nantinya serta generasi emas bangsa tidak akan tercipta. Mahasiswa/i bidikmisi merupakan mahasiswa harapan bangsa, sang mahasiswa pemutus rantai kemiskinan di Indonesia. Melalui program bidikmisi, siswa yang memiliki potensi akademik tetapi kekurangan biaya akan dapat melanjutkan studinya kejenjang perguruan tinggi sehingga cita-cita mereka dapat tercapai serta potensi yang mereka miliki bisa berkembang dan bermanfaat bagi kalangan masyarakat.

Penulis disini mengajak semua siswa yang ingin melanjutkan studinya untuk bisa semangat lagi dan tidak perlu takut meskipun memiliki kondisi biaya/ekonomi yang tergolong tidak mampu, karena telah ada program beasiswa bidikmisi. Siswa diminta untuk terus mengasah kemampuan potensi akademiknya supaya bisa menjadi salah satu penerima beasiswa bidikmisi, karena yang berhak menerima beasiswa bidikmisi yaitu mereka yang lulus tahap seleksi.

Sebagai penerima bidikmisi penulis berharap banyak kepada pemerintah agar dapat memberikan suatu pelatihan berbagai kemampuan serta diadakan kompetensi bidikmisi seluruh indonesia di bawah naungan pemerintah untuk bisa menciptakan generasi-generasi emas bangsa. Penulis disini juga mengajak kepada seluruh mahasiswa/i yang ada di Indonesia sebagai penerima bidikmisi untuk bisa lebih kreatif dan semangat lagi dalam mengejar cita-cita serta bisa menjadi generasi emas bangsa yang berguna bagi bangsa dan negara.

          Tidak ada yang tidak mungkin jika kita terus menerus berjuang untuk menggapai kesuksesan, karena kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya tetapi kesuksesan datang ke diri kita jika kita berani untuk berjuang. Seperti halnya dimana setiap proses yang maksimal tidak akan mengecewakan hasil.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun