Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pembelajaran Berdiferensiasi, Nyawa Kurikulum Merdeka

15 November 2022   23:17 Diperbarui: 16 November 2022   07:20 2828
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dalam penerapan Kurikulum Merdeka kriteria ketuntasan minimal (KKM) (DOK. TANOTO FOUNDATION via kompas.com)

Faktor kesiapan merupakan aspek penting dalam pemenuhan kebutuhan murid. Hal ini karena aspek kesiapan ini menyangkut substansi penguasaan pengetahuan dan keterampilan murid dalam rangka menguasai atau mempelajari kompetensi dasar baru yang akan diajarkan oleh guru.

Di antara sekian anak yang ada di kelas, sangat mungkin ada anak sudah mengetahui konsep yang transformatif atau lanjutan, namun sangat mungkin juga masih ada anak yang penguasaan pemahamannya masih dasar atau minus. 

Saya menjadi teringat ada seorang kepala sekolah SMP yang melaporkan bahwa di sekolahnya setiap awal tahun pelajaran selalu menemukan ada beberapa anak yang belum bisa membaca dan menulis. Termasuk juga belum menguasai perkalian dan penjumlahan bilangan di bawah sepuluh. Saya rasa itu contoh pemehaman yang minus.

Tentang kesiapan ini barangkali ada anak yang masih butuh penjelasan konkret, terstruktur, dan lambat, tetapi ada juga murid yang sudah bisa mengikuti atau memahami penjelasan yang sifatnya abstrak, terbuka/open ended, dan cepat. Ada yang masih tergantung pada pemahaman yang sederhana, namun sangat mungkin juga ada anak yang sudah bisa mandiri bahkan memiliki pemahaman yang kompleks.

Menghadapi murid dengan berbagai tipe kesiapan belajar tersebut, guru harus menyiapkan materi pelajaran yang bisa mengakomodasi segala kebutuhan tersebut. Yang perlu dicatat bahwa kesiapan belajar siiswa bukanlah tentang tingkat intelegensi (IQ). 

Masalah ini lebih terkait dengan informasi apakah pengetahuan atau keterampilan yang dikuasai siswa saat ini, sesuai dengan keterampilan atau pengetahuan baru yang akan diajarkan atau belum. Tujuan melakukan identifikasi kebutuhan belajar murid berdasarkan tingkat kesiapan belajarnya adalah untuk menyesuaikan tingkat kesulitan materi pelajaran sehingga dapat memenuhi kebutuhan murid terkait kesiapannya.

Faktor minat juga mempengaruhi kebutuhan belajar murid. Minat adalah ketertarikan seseorang pada objek atau kondisi tertentu yang membuat seseorang merasa bersemangat melakukan sesuatu. Minat ini digolongkan ke dalam dua kategori, yaitu minat situasional atau kondisional dan minat individu yang lebih bersifat jangka panjang karena ada unsur potensi bawaan.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menarik minat murid dalam belajar. Misalnya, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengaitkan konteks pembelajaran dengan minat murid, mengungkapkan manfaat sebuah materi pelajaran dalam kehidupan nyata, dan menggunakan materi ajar sebagai solusi atas masalah yang dihadapi murid.

Hal lain yang juga tak kalah penting adalah kenyataan bahwa sebenarnya minat murid itu bisa dipupuk dan dikembangkan. Dengan selalu memelihara dan mengembangkan minat murid dan menyelaraskannya dengan pembelajaran, sebenarnya kita telah mencapai setengah keberhasilan proses pembelajaran.

Profil belajar adalah cara paling alami dan ideal bagi setiap individu dalam menguasai sebuah kompetensi. Secara tidak sadar sebagai pendidik saya kurang memperhatikan gaya belajar murid ini. 

Ada beberapa kecenderungan yang bisa mempengaruhi profil belajar ini. Misalnya, ada murid yang senang belajar dalam suasana hening, namun ada juga yang senang belajar sammbil mendengarkan musik. Ada juga kecenderungan yang dipengaruhi oleh budaya atau kebiasaan keseharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun