Mohon tunggu...
Blasius P. Purwa Atmaja
Blasius P. Purwa Atmaja Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan dan Pembelajar

Staf Pengajar di Yayasan TNH Kota Mojokerto. Kepala Sekolah SMP Taruna Nusa Harapan Kota Mojokerto. Kontributor Penulis Buku: Belajar Tanpa Jeda. Sedang membentuk Ritual Menulis. Email: blasius.tnh@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Masalah Glaukoma Bukan Hanya Medis

23 Oktober 2019   00:24 Diperbarui: 25 Oktober 2019   11:00 1518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memberi suport kepada teman. (sumber: Thinkstock Photo)

Di malam hari suaminya sulit tidur. Selalu ketakutan kalau tiba-tiba mengalami kebutaan. Ada juga penderita lain yang menjadi kurang konsentrasi, kurang fokus dalam bekerja karena beban pikiran menderita glaukoma tersebut.

Tetap Tenang, tetapi Jangan Lupa Berusaha

Lalu bagaimana seharusnya kita bersikap apabila ada anggota keluarga atau bahkan kita sendiri yang didiagnosis menderita glaukoma tersebut? Tetap tenang, tetapi harus selalu waspada dan jangan lupa lakukan ikhtiar juga.

Kepanikan tidak akan membantu apa-apa dalam penanganan masalah glaukoma. Ketenangan dibutuhkan untuk bisa mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi vonis glaukoma. Misalnya saja dalam mengambil keputusan menjalani pengobatan rutin, operasi, atau hal lain yang dibutuhkan.

Selain harus tenang mengapa harus ikhtiar juga? Ada sebagaian kecil penderita yang pasrah tanpa usaha menghadapi penyakit yang diderita. Mereka berprinsip bahwa apa yang mereka alami itu sudah diatur oleh Tuhan Yang Mahakuasa.

Kepercayaan bahwa Tuhan mengatur segala sesuatu yang terjadi itu tidak salah. Tetapi pasrah, menyerah, tanpa usaha, itu yang salah. 

Secara medis glaukoma tidak bisa disembuhkan memang, tetapi secara empiris ada banyak pengalaman yang menunjukkan bahwa dengan pengobatan tertentu dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh glaukoma bisa dikendalikan. Tak ada yang mustahil bagi orang yang selalu berusaha.

ilustrasi depresi. (Foto: AP)
ilustrasi depresi. (Foto: AP)
Menjaga Kondisi Psikologis
Usaha yang dilakukan pun tidak hanya terbatas pada pengobatan medis, tetapi juga secara spiritual, dengan banyak berdoa dan juga psikologis. 

Anggota keluarga yang lain juga harus membantu memberi dukungan moral dan menjaga agar emosi penderita glaukoma tetap stabil. Terutama untuk penderita yang masih anak-anak dan remaja serta bagi para lansia.

Kita harus membantu menjaga kondisi psikologis mereka karena beban psikologis yang mereka tanggung itu dampaknya tidak lebih ringan dibanding dengan beban penyakit yang dialami. Stress atau tekanan psikologis yang berlebihan juga dapat memicu munculnya penyakit yang lain. Munculnya asam lambung misalnya.

Apabila Anda sendiri yang menderita glaukoma, Anda harus sadar betul bahwa beban psikologis akan berdampak buruk pada kesehatan Anda secara menyeluruh. Oleh karena itu, boleh memikirkan penyakit yang Anda derita tetapi jangan terlalu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun